Langgam.id - Pengungkapan kasus meninggalnya Brigadir J atau Yosua Hutabarat di rumah dinas Mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo terus bergulir.
Fakta-fakta baru terkait meninggalnya Brigadir J terus terungkap. Bahkan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah menbentuk Tim Khusus (Timsus) untuk menangani kasus tersebut.
Timsus yang dibentuk itu, dipimpin langsung Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono yang merupakan pria kelahiran Solok, Sumatra Barat (Sumbar), 28 Agustus 1965.
Gatot Eddy Pramono ditunjuk menjadi Wakapolri tertuang dalam Telegram Rahasia bernomor ST/330/XII/KEP/2019 yang diteken Jenderal Idham Aziz, Jumat (20/12/2019).
Sejak lahir hingga berumur enam tahun, Gatot menetap di kaki Gunung Talang, Solok. Lalu, keluarganya pindah ke Riau.
Gatot mengenyam pendidikan sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pekanbaru, Riau. Kemudian, 1984 ia mendaftar untuk masuk Akademi Kepolisian (Akpol) dan juga universitas.
Gantot Eddy Pramono lulus Akpol dan juga universitas, dan ia memilih Akpol, karena merupakan 12 perwakilan dari Riau yang lulus, dan hanya tinggal dua orang yang berhasil, Gatot salah satunya.
Setelah lulus Akpol, Gatot pertama kali ditugaskan di Blitar. Di sanlah Gatot bertemu wanita pujaannya, Widi Astutik, dan menikahinya.
Dirikan Masjid di Batang Barus Kabupaten Solok
Meskipun Gatot Eddy Pramono hanya enam tahun tinggal di kaki Gunung Talang, dan kini telah menjadi orang nomor dua di instansi kepolisian, Gatot tak pernah lupa di mana ia dilahrikan.
Hal itu dibuktikan dengan didirikannya sebuah masjid di Batang Barus, Lubuk Selasih, Kabupaten Solok. Masjid itu dinamai dengan nama neneknya, Hj Alisma Alius.
Masjid yang mengambil nama ibu kandung dari ayah Gatot itu berada di jalan lintas Padang-Solok, dan dapat menjadi beribdah serta persinggahan bagi setiap orang yang lewat.
Masjid itu dibangun dalam rentang waktu lima bulan, dan diresmilakan 10 Mei 2022. Gatot juga hadir langsung dalam peresmian masjid tersebut.
Masih Fasih Berbahasa Minang
Meski hanya enam tahun menetap di Kabupaten Solok, ternyata Gatot Eddy Pramono masih fasih berbahasa Minang. Hal itu dibuktikan saat berpantun dalam peresmian Masjid Hj Alisma Alius di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Selasa (10/5/2022).
Gatot mengatakan, masyarakat Sumbar dikenal dengan pantunnya. Ia berpantun untuk mengucapkan salam kepada para tamu yang hadir di acara peresmian masjid tersebut.
Berikut pantun Minang yang dibacakan Gatot:
Ambiak rambutan pakai galah
rambutan masak masuak ka goni
ambo unjuakkan salam jo sambah
sambah taunjuak ka urang rami
Ka Payakumbuah naik oto
painyo malam sanayan
sambuiklah salam dari ambo
untuak saluruah tamu undangan
Gatot Eddy Pramono mengaku bisa berbahasa Minang, karena lahir di Kabupaten Solok, Sumbar pada 1965. Tepatnya di Sukarami.
Baca juga: Pernah Tinggal di Solok, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Masih Fasih Berbahasa Minang
“Pak waka bisa minang?. Kenapa gak bisa bahasa Minang. Saya itu lahir di bawah kaki Gunung Talang, Sukarami,” ujar Gatot saat itu.
Menurut Gatot, juga menetap selama enam tahun di Kabupaten Solok. Kemudian pindah ke Pekanbaru, Riau.
—