Prabowo Turun Langsung Musnahkan Barbuk Narkoba, Pengamat: Kepemimpinan Berani, Bandar Ketar-Ketir

InfoLanggam — Suasana di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Rabu (29/10/2025), terasa seperti adegan pembuka film Narcos, bedanya, kali ini tokoh utamanya bukan agen rahasia, melainkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sendiri.

Dengan mengenakan setelan khasnya, Presiden berdiri di barisan paling depan saat pemusnahan 2,1 ton barang bukti narkoba.

Langkah ini menjadi simbol satu tahun pemerintahan yang tidak hanya berbicara soal kebijakan, tapi membuktikan tindakan nyata untuk melindungi rakyat dari ancaman narkoba yang menggerogoti masa depan bangsa.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan, menilai kehadiran Prabowo dalam kegiatan tersebut adalah pesan kuat kepada publik bahwa negara tidak akan berdiam diri menghadapi kejahatan narkotika.

“Menurut saya, kehadiran Presiden Prabowo Subianto di acara pemusnahan barang bukti narkoba bisa dibaca sebagai keseriusan dan pembuktian komitmen beliau dalam melawan ganasnya penyalahgunaan narkoba di Indonesia,” ujar Iwan, Kamis (30/10/2025).

Iwan menambahkan, sejak awal pemerintahannya, Prabowo telah menunjukkan gaya kepemimpinan yang tidak hanya memberi instruksi dari belakang meja, tetapi turun langsung untuk memastikan pesan moral dan politiknya tersampaikan kuat ke masyarakat.

“Presiden ingin memberi sinyal tegas bahwa beliau akan berdiri paling depan dalam perang melawan narkoba. Ini bukan isu hukum semata, tapi juga perjuangan moral, menyelamatkan masa depan generasi Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Iwan, apa yang dilakukan Prabowo juga menggambarkan keberhasilan nyata pemerintahan Prabowo–Gibran dalam tahun pertamanya.

“Bayangkan, dalam waktu satu tahun, pemerintah melalui Polri sudah menyita lebih dari 214 ton narkoba senilai hampir Rp30 triliun dan menangkap 65 ribu tersangka. Angka ini menunjukkan dampak kebijakan yang konkret,” tuturnya.

Selain perang melawan narkoba, Iwan juga menyinggung keberanian Presiden dalam menindak berbagai kasus besar lain, mulai dari korupsi Pertamina, tambang ilegal, hingga penyitaan ribuan hektare lahan sawit tanpa izin.

“Semua itu menunjukkan satu pola kepemimpinan: berani, disiplin, dan berpihak kepada rakyat. Kalau ini terus dijaga, ke depan Indonesia akan punya arah pemerintahan yang kuat, bukan hanya dalam keamanan, tapi juga dalam moralitas dan ketegasan hukum,” terangnya.

Iwan menilai, simbol Prabowo berdiri di barisan depan bersama Polri punya makna mendalam, negara tidak akan tunduk pada kejahatan, sebesar apa pun jaringannya.

“Di momen itu, publik melihat sendiri Presiden tidak hanya memerintah, tapi hadir. Dan ketika Presiden hadir, bandar-bandar narkoba pasti ketar-ketir,” ujar Iwan. (*)

Baca Juga

Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah menargetkan pendistribusian satu juta panel interaktif (smart board) pada tahun 2026
Presiden Prabowo Targetkan 1 Juta Panel Interaktif Dipasang di Sekolah pada 2026
Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan pentingnya menjaga persatuan nasional di tengah perbedaan dan dinamika politik.
Prabowo: Boleh Berbeda dan Bersaing, Tapi Indonesia Harus Tetap Satu Keluarga
Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan seluruh hasil penyitaan negara dari berbagai kasus kejahatan, termasuk korupsi dan penyalahgunaan
Prabowo: Hasil Penghematan dan Penyitaan Akan Diinvestasikan untuk Pendidikan
Satu tahun kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto ditandai dengan langkah nyata di lapangan yaitu perang total melawan narkoba.
1 Tahun Prabowo, 214 Ton Narkoba Disita dan 65 Ribu Tersangka Ditangkap, Pengamat: Kepemimpinan Berdampak Langsung ke Publik
Presiden RI Prabowo Subianto meminta Polri melakukan tiga tugas utama dalam penegakan hukum saat ini. Tugas tersebut meliputi pemberantasan
Prabowo Tekankan 3 Tugas Utama Polri: Pemberantasan Narkoba, Penyelundupan, dan Judi Online
Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan seluruh hasil penyitaan negara dari berbagai kasus kejahatan, termasuk korupsi dan penyalahgunaan
Prabowo Tegaskan Kritik Penting bagi Demokrasi: Koreksi Itu Harus