InfoLanggam - Pertama di Sumatra Barat (Sumbar), Pemko Payakumbuh bersama Perum Bulog kantor cabang Bukittinggi luncurkan (launching) Lapau Pengendalian Inflasi di Pasar Ibuh blok Barat, Kecamatan Payakumbuh Barat.
Dihadiri jajaran Forkopimda bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Payakumbuh, Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh, Jasman mengatakan jika Lapau Pengendalian Inflasi ini berdiri melihat atas perkembangan harga bahan pangan pokok strategis terutama beras yang masih bertahan pada posisi harga Rp. 15.000 sampai dengan 16.000 per-kilogram.
Adapun untuk beras SPHP yang dipasarkan di Lapau Pengendalian Inflasi saat ini untuk kemasan 5 Kilogram dengan harga tertinggi Rp11.500 per-kilogram yang dijual ke tengah masyarakat melalui Lapau Pengendalian Inflasi, para pedagang dan toko ritel di Payakumbuh.
Jasman mengatakan bahwa Lapau Pengendalian Inflasi ini berfungsi sebagai ‘food station’ guna mengontrol inflasi pangan di kota Payakumbuh.
“Alhamdulilah, pendirian Lapau ini merupakan sebuah inovasi guna mengantisipasi harga bahan pokok yang tidak stabil, sehingga dengan (Lapau) ini akan dapat menjaga ketersediaan stok pangan serta menjaga harga bahan pokok agar tetap terjangkau bagi warga masyarakat kota payakumbuh,” ungkap Jasman.
“Dalam menjaga dan mengendalikan inflasi ini, maka salah satu upaya dalam menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan beras di Kota Payakumbuh yakni dengan didirikannya Lapau Pengendalian Inflasi di tengah masyarakat kota Payakumbuh,” lanjutnya, Minggu (18/2/2024).
Untuk mendapatkan beras SPHP ini, Jasman katakan bahwa para pedagang dan Toko ritel harus menjadi mitra kerja dari Perum Bulog dengan cara datang mendaftar ke Perum Bulog Kantor Cabang Bukittinggi dan wajib mematuhi peraturan yang telah ditetapkan sebagai mitra bulog.
“Untuk para pedagang beras dan toko ritel di Payakumbuh, kami mengajak agar dapat ikut serta mensukseskan kegiatan ini untuk menjual beras SPHP ini sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah serta senantiasa menjaga stabilitas harga beras,” ajak Jasman.
Setelah diluncurkannya Lapau Pengendalian Inflasi, Jasman berharap dengan telah terdapatnya toko ritel dalam penjualan beras SPHP secara massif di Kota Payakumbuh, maka kedepannya akan dapat menjaga serta menstabilkan harga beras sehingga masyarakat tidak susah lagi dalam mencukupi kebutuhan beras rumah tangganya.
“Dan untuk masyarakat Kota Payakumbuh, kami mengajak agar kiranya bijak dan cerdas dalam berbelanja terhadap bahan pokoknya,” himbaunya.
Lebih lanjut, menjelang bulan suci Ramadhan yang sudah semakin dekat, Jasman sampaikan jika Pemko Payakumbuh berencana akan menggelar pasar murah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, dan pasar murah yang akan berlangsung ini nantinya dapat berlangsung beberapa kali dalam satu waktu, tergantung dari situasional harga pasar di waktu tersebut,” .
Tidak lupa, diakhir sambutannya, Jasman sampaikan ucapan terimakasih terhadap Perum Bulog yang telah ikut serta membantu Pemko Payakumbuh dalam kerjasama Lapau Pengendalian Inflasi.
“Dan dalam pengendalian inflasi di kota Payakumbuh selama ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, dikarnakan atas tidak terlepasnya dari peran serta jajaran Forkopimda selain dari TPID Kota Payakumbuh,” tukasnya.
Senada dengan Pj. Wali Kota Payakumbuh, kepala Dinas Ketahanan Pangan Edvidel Arda mengatakan bahwa peluncuran Lapau Pengendalian Inflasi ini merupakan juga tindak lanjut atas Surat Edaran dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pengendalian Harga dan Stok Pangan Pokok di Daerah seluruh Indonesia termasuk Kota Payakumbuh
“Dan mencermati perkembangan harga bahan pangan pokok strategis terutama beras yang masih bertahan pada posisi harga Rp. 15.000 sampai dengan 16.000 per-kilogram, maka Pj. Wali Kota berinisiatif untuk dapat menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasa dengan mendirikan Lapau Pengendalian Inflasi ini” ungkapnya.
Edvidel sampaikan bahwasanya dibawah koordinator Pj. Wali Kota Payakumbuh, TPID Kota Payakumbuh terus melakukan evaluasi monitoring harga bahan pokok di pasar. Sehingga dengan seringnya harga bahan pokok yang tidak stabil, maka Lapau Pengendalian Inflasi ini hadir untuk dapat tetap menjaga harga bahan pokok bagi warga masyarakat kota Payakumbuh,” bebernya.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Bulog Sumbar, Sri Muniati mengatakan Kota Payakumbuh saat ini memiliki kontribusi dalam konsumsi beras SPHP ini sekitar 20 persen dari Kota Bukittinggi.
"Dimana Payakumbuh telah menyerap 1600 dari sekitar 7500 yang ada pasaran di Payakumbuh untuk beras SPHP ini,” ungkap Sri.
Untuk Kota Payakumbuh sendiri, dikatakan Sri, saat ini telah berlangsung penyaluran beras SPHP sebanyak 1.500 ton lebih setiap tahunnya.
Sri mengatakan bahwa dengan berdirinya Lapau Pengendalian Inflasi ini, semoga akan menjadi akses bagi para pengecer yang lain jika tidak bisa mencapai untuk mengambil beras ke Bulog di Bukittinggi.
“Selain beras, nanti lapau pengendalin inflasi ini sendiri akan menyediakan minyak, gula, tepung terigu, dan daging,” ungkap Sri.
Dengan berdirinya Lapau Pengendalian Inflasi ini, Sri sampaikan harapannya nanti agar Kota Payakumbuh dapat lebih terkendali inflasinya. Beras SPHP yang dilempar ke pasar saat ini berada di angka 1.500/kilogramnya.
"Dan apabila di lapangan ditemukan penjualan harga beras SPHP di atas harga yang telah ditetapkan, kita mengimbau kepada semua unsur jajaran yang terlibat, terutama untuk TPID Kota Payakumbuh agar dapat diberitahukan kepada kami terkait harga ini,” tuturnya.
Setelah diluncurkannya Lapau Pengendalin Inflasi di kota Payakumbuh, Jasman bersama TPID dan Forkopimda langsung meninjau harga bahan pokok di Pasar Ibuh kota Payakumbuh. (*)