Langgam.id - Hari kedua menjabat, Pj Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Hamdani langsung memimpin rapat koordinasi penanganan covid-19 dan vaksinasi dengan Satgas Covid-19 Sumbar di Auditorium Gubernuran, Jumat (19/2/2021).
Hamdani mengatakan, tenaga kesehatan (nakes) tetap menjadi barometer vaksinasi bagi masyarakat. Kalau semua nakes sudah divaksin, tentunya masyarakat akan mengikutinya.
"Tugas dari provinsi adalah melakukan evaluasi analisis dan monitoring di daerah karena vaksinnya ada di kabupaten kota," katanya.
Pemprov Sumbar menurutnya, harus memastikan adanya vaksin para tenaga kesehatan agar lebih terjamin kesehatannya dalam menangani covid-19. Selain itu, ia juga mengimbau kepada semua terus menerapkan protokol kesehatan.
"Walaupun proses vaksinasi saat ini sudah berjalan, protokol kesehatan harus tetap dilakukan," ungkap Hamdani.
Hamdani menjelaskan, bahwa harus diprioritaskan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan publik terlebih dahulu.
"Kami berharap Dinas Kesehatan melakukan pengawasan secara optimal agar benar-benar memprioritaskan mereka karena mereka yang terdepan mengatasi covid-19," ujarnya.
Selain itu, ia menyebutkan tentang pentingnya vaksinasi, agar masyarakat memahami berapa pentingnya vaksinasi tersebut. Meski tergolong aman, sama seperti tenaga kesehatan, ada sejumlah syarat dan kriteria yang harus dipenuhi calon penerima vaksin.
"Pemerintah memastikan prinsip kehati-hatian diterapkan dalam prosesnya. Selain interval penyuntikan, ada tahapan lain yang diberlakukan," tuturnya.
Tahapan lain kata Hamdani, yaitu tekanan darah dan suhu, sama dengan kategori lain. Suhu badan mesti 37,5 derajat celcius ke bawah dan tekanan darahnya tidak boleh lebih dari 180/110 mmHg. Kemudian, ditambah dengan wawancara sebelum dilakukan penyuntikan kepada lansia, sebagai wujud kehati-hatian.
Ia berharap bisa bekerja sama semua pihak saling berkoordinasi untuk mensukseskan vaksinasi covid-19 di Sumbar.
"Jadi pengecekan, pengawasan dan verifikasi penerima vaksin harus mereka laksanakan sebaik-baiknya. Karena dengan bekerja sama akan membuahkan hasil yang baik," ungkapnya.
Selain itu, dia berharap setiap kabupaten kota di Sumbar bisa tiap hari berkoordinasi dengan pemprov dalam pelaksanaan vaksinasi. Pemprov Sumbar juga dapat memberikan dukungan dalam hal penyediaan tenaga kesehatan, tempat vaksinasi, logistik dan transportasi, gudang dan alat penyimpanan vaksin termasuk buffer persediaan/stock piling, keamanan, dan sosialisasi dan menggerakkan masyarakat.
"Jadi penanganan covid-19 itu saya ingin garis bawahi kepada teman-teman semua harus dilakukan secara bersama-sama, baik provinsi maupun kabupaten kota," harapnya.
Ia menekankan agar pemda terus mengoptimalkan penanganan covid-19 sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. Hal ini untuk memastikan keterpaduan program dan kegiatan penanganan covid-19 sampai pada level pemerintahan terdepan yaitu desa dan kelurahan.
Sementara itu, Jubir Satgas Covid-19 Sumbar Jasman Rizal menyampaikan, bahwa sampai saat ini Provinsi Sumbar masih menjadi acuan dalam penanganan covid-19 di Indonesia.
"Alhamdulillah, kita telah melakukan penangan yang tepat sesuai aturan yang telah ditetapkan," ujarnya.
Sumbar terang Jasaman, juga daerah pertama di Indonesia memiliki Perda Nomor 6 Tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019. Ditambah dengan adanya laboratorium Biomedik dari Fakultas Kedokteran Unand yang bisa memeriksa sampai dengan 8.600 lebih spesimen tes usap per hari.
Dalam memutus rantai penularan covid-19 di setiap wilayah Sumbar kata Jasman, pihaknya melakukan empat langkah. Yaitu pengujian (testing), pelacakan (tracing), isolasi (isolation) dan perawatan (treatment) yang dilakukan secara masif.
"Sementara tingkat kesembuhan pasien covid-19 hampir mencapai 94 persen, termasuk terbaik di Indonesia. Ditambah tingkat hunian rumah sakit menurun, mudah-mudahan kita semua terhindar dari covid-19," harapnya. (Rahmadi/yki)