Langgam.id - Mulai membaiknya permintaan komoditas minyak sawit atau cruid palm oil (CPO) di pasar global ikut berkontribusi meningkatkan kinerja ekspor Sumatra Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat per Juni 2020, ekspor Sumbar mencapai US$ 112 juta atau meningkat 55,01 persen dari bulan sebelumnya yang hanya US$ 72,5 juta. Bahkan, sepanjang Januari - Juni nilai ekspor daerah itu mencapai US$ 662 juta atau meningkat 8,81 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
"Salah satu yang mendorong tingginya ekspor adalah dari produk minyak hewan nabati atau CPO. Karena permintaannya di pasar global yang juga mulai pulih," kata Pitono, Kepala BPS Sumbar, Selasa (4/8/2020).
Ia menjelaskan peningkatan pemintaan CPO di pasar global berkontribusi besar terhadap nilai ekspor Sumbar, mengingat ekspor daerah itu selama ini memang mengandalkan komoditas sawit dan karet.
Total ekspor sawit Sumbar hingga Juni 2020 mencapai US$ 510 juta atau naik 18,82 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor sawit Sumbar berupa crude palm oil (CPO), refined palm oil (RPO), liquid fractions of refined palm oil, with iodine value 55 or more but less than 60 dan solid fractions of refined palm oil, with iodine value 30 or more, but less than 40.
Komoditas sawit dan turunannya berkontribusi hingga 77 persen lebih terhadap total ekspor daerah itu. Baru kemudian komoditas karet dan turunannya yang berkontribusi 12 persen, dan sisanya komoditas lainnya, yang hanya sekitar 10 persen dari total ekspor Sumbar.
Adapun, negara utama tujuan ekspor Sumbar adalah India, Amerika Serikat dan Bangladesh. Porsi ekspor ke masing-masing negara adalah 28,53 persen ke India, 17,24 persen Amerika Serikat, dan 11,76 persen ke Bangladesh.
Sisanya adalah ke Spanyol, Myanmar, Jepang, Filipina, Malaysia, Aljazair, dan Maladewa, dan sejumlah negara lainnya di Asia Timur, Eropa, Amerika, dan Afrika. (*/HFS)