Langgam.id - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperpanjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga akhir tahun. P2G menilai proses belajar tidak akan berjalan optimal jika dilakukan secara tatap muka dalam waktu dekat.
Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan ada beberapa daerah yang berencana memulai kembali sekolah tatap muka di pertengahan November ini. Menurutnya, pembelajaran tatap muka tidak akan efektif karena pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) hanya tinggal 3 pekan lagi yaitu di awal Desember.
“Pembelajaran tatap muka tidak akan optimal karena dibagi 2 shift, tanpa kegiatan ekstrakurikuler, tanpa kegiatan olahraga, dan waktu belajar yang terbatas,” ujar Satriwan, Senin(16/11/2020), sebagaimana dikutip dari laman Tempo.co
Satriwan menilai, sudah seharusnya Kemendikbud turun tangan langsung memeriksa kesiapan infrastuktur sekolah atas protokol kesehatan. Ia juga meragukan kesiapan sekolah dalam memenuhi syarat-syarat protokol kesehatan yang sangat banyak.
Untuk kembali melakukan sekolah tatap muka, pihak sekolah harus mendapat persetujuan orang tua siswa tanpa ada paksaan. Jika ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya, maka guru dan sekolah tetap wajib memberikan layanan pembelajaran kepada siswa tersebut, baik secara daring atau luring.
“Mendapatkan layanan pendidikan adalah hak dasar siswa. Namun, hak hidup, sehat, dan memperoleh rasa aman adalah yang lebih utama. Kami tegaskan, lebih baik PJJ diteruskan sampai akhir tahun," tegas Satriwan.
P2G juga menyarankan jangan dulu membuka sekolah sampai vaksin covid-19 diproduksi, melewati tahap uji coba, dan terbukti aman. Selain itu prasyarat seperti pelaksanaan tes swab bagi guru dan siswa juga harus terpenuhi. Menurutnya, selama prasyarat belum terpenuhi, perpanjangan PJJ adalah hal yang tepat. (Tempo/Farhan/Nabila Hanum).