Sistem patriarki yang telah menjadi landasan struktural dalam masyarakat selama berabad-abad terus menjadi tantangan utama bagi perempuan di seluruh dunia. Johnson (2005) membahas bahwa patriarki adalah sebuah sistem yang meliputi adanya ide-ide kultural tentang siapa perempuan dan siapa laki-laki, apa yang harus mereka lakukan menurut gender mereka, serta adanya distribusi yang diakui dan sumber daya yang tidak merata antara laki-laki dan perempuan yang menjadi akar dari adanya penindasan terhadap perempuan.
Patriarki dengan segala stigma yang mengikutinya menyebabkan ketidaksetaraan gender dan menimbulkan banyak permasalahan terkait gender, seperti kekerasan terhadap kaum perempuan, rendahnya pasrtisipasi perempuan dalam dunia kerja, kekerasan seksual terhadap perempuan dan masih banyak lagi. Di Indonesia, sistem patriarki telah menjelma sebagai budaya turun temurun dari generasi satu ke generasi lainnya. Berita-berita mengenai kekerasan berbasis gender terhadap perempuan bukan menjadi sesuatu yang baru di Indonesia. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia mencatat angka kekerasan gender terhadap perempuan cukup besar dari tahun ke tahun.
Namun, di tengah banyaknya ketidaksetaraan dan diskriminasi tentunya perempuan dari berbagai latar belakang tak tinggal diam. Perempuan telah bangkit untuk melawan sistem tersebut dengan penuh keberanian dengan membentuk gerakan yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, membangun kesadaran penuh dan memberikan inspirasi perubahan dalam masyarakat. Melalui kampanye pendidikan, diskusi publik serta media sosial, perempuan Indonesia bisa membangun narasi serta memperkuat kesadaran tentang perlunya kesetaraan gender dan menghapus stereotip yang merugikan.
Perjuangan perempuan melawan sistem patriarki dapat dibuktikan dengan mereka yang berani mengambil peran aktif dalam mengubah budaya dan norma sosial yang mendukung sistem patriarki. Dalam berbagai bidang, perempuan telah menunjukkan keunggulan mereka dan membuktikan tidak ada batasan yang menghalangi pergerakan kaum perempuan dalam mencapai impiannya. Bahkan banyak sekarang perempuan yang melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki seperti, di bidang engineer, CEO, profesi keamanan, pilot dan pimpinan DPR. Dengan peran tersebut semakin membuktikan bahwa perempuan juga bisa mewujudkan impiannya tanpa adanya diskriminasi.
Namun, perjuangan perempuan menuju kesetaraan gender tak semudah itu dan masih jauh dari kata selesai. Meskipun sudah ada kemajuan yang cukup signifikan, tetap dibutuhkan dukungan dan solidaritas dari semua kalangan baik laki-laki maupun perempuan. Sangat penting dalam memastikan bahwa perjuangan melawan sistem patriarki terus berlanjut dan mencapai kesuksesan yang lebih besar. Dengan semangat dan tekad yang kuat, perempuan dapat membangun jalan mereka menuju kesetaraan. Mereka tak hanya memperjuangkan hak mereka sendiri, tetapi juga menciptakan dunia yang adil bagi seluruh perempuan bagi generasi mendatang.
*Penulis: Wianda Alya Pandini (Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)