Perdana di Indonesia, 3 Desa di Mentawai Dialiri Listrik dari Bambu

Perdana di Indonesia, 3 Desa di Mentawai Dialiri Listrik dari Bambu

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meresmikan PLTBm di Mentawai (Foto: Irwanda)

Langgam.id - Tiga desa di Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar) mulai dialiri Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTbm) dari bambu. Tiga unit PLTbm itu tersebar di Desa Saliguma, Madobag dan Matotonan.

Penyerahan dan peresmian operasi PLTbm terbarukan dari bambu itu dilakukan oleh Menteri PPN atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Desa Saliguma, Kepulauan Mentawai, Selasa (17/9/2019).

PLTbm dari bambu ini merupakan dana hibah Millenium Challenge Corparation (MCC) Amerika Serikat ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Kemudian diserahkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

“Ada tiga desa di Pulau Siberut yang selama ini belum mendapatkan aliran listrik. Hari ini, mereka sudah mendapatkan aliran listrik karena kehadiran PLTbm. Dan keberadaan PLTbm selain terbarukan juga mengunakan bambu yang sumbernya dari masyarakat,” kata Bambang usai peresmian.

Ia mengatakan, sumber bambu merupakan bahan energi PLTbm dibeli dari masyarakat setempat. Selain bisa menikmati aliran listrik, ekonomi masyarakat juga akan tumbuh karena memperjualbelikan bambu.

“Jadi masyarakat menjual bambu yang mereka tanam ke pembangkit listrik dibeli dengan harga Rp700/kilogram. Mereka tidak hanya mendapatkan listrik, tapi juga mendapat penghasilan dari menjual bambu," ujarnya.

Bambang mengungkapkan, teknologi PLTbm dari bambu ini merupakan yang pertama di Indonesia. Langkah memanfaatkan bambu sebagai sumber energi listrik ini akan diperluas seluruh daerah di Kepulauan Mentawai.

"Karena masih banyak desa di Mentawai yang belum dialiri listrik. Kita juga dorong di pulau-pulau lain di Indonesia, khususnya di pulau kecil (terluar). Nah, sudah ada proyek yang akan berjalan di Nusa Tenggara Timur 5 megawat (MW) yang juga menggunakan bambu," jelasnya.

Meski sudah mengalirkan listrik, namun PLTbm dari bambu ini baru mampu mengaliri listrik pada masyarakat di tiga desa selama 12 jam. Ke depan, akan digabungkan sehingga tercipta interkoneksi listrik.

"Rencananya ketiga pembangkit listrik itu akan digabungkan melalui jaringan listrik sehingga hasilnya akan maksimal diterima warga," Katanya.

Lampiran Gambar

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro melihat pengaktifan PLTbm di Mentawai (ist)

Direktur Bisnis Regional Sumatra PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto mengucapkan rasa terima kasih pada Menteri PPN atas dukungan dalam pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan. Menurutnya, PLTbm telah lama dinantikan oleh masyarakat Mentawai.

"Masyarakat kini dapat menikmati aliran listrik dengan adanya tiga unit PLTbm. Dengan itu, kami PLN juga mendapatkan pelanggan baru serta menambah biaya produksi pada pengelolaan PLTb," katanya.

Wiluyo menjelaskan, untuk tiga unit PLTb terdapat 1.233 pelanggan yang teraliri listrik. Di antaranya, dengan rincian aliran listrik yang ada di Desa Madobag 300 kilowatt Saliguma 250 kilowatt dan Matotonan 150 kilowatt.

"Jadi total keseluruhan 700 kilowatt. Adanya tiga3 PLTbm ini tentu meningkatkan nilai elektrifikasi untuk Mentawai dari awalnya 46 persen menjadi 51 persen. Kita mengharapkan tiga tahun, elektrifikasi di Mentawai bisa mencapai 100 persen," ucapnya.

Sementara itu, Bupati Mentawai Yudas Sabbalaget mengakui, sebelumnya tiga desa di Pulau Siberut belum dialiri listrik. Bahkan dulunya, masyarakat hanya memanfaatkan alat bantu genset dan sebagiannya mengunakan lampu minyak.

"Kemudian kita pikirkan bagaimana caranya, ini salah satu solusinya. Kerja sama semua pihak untuk menciptakan PLTb dari bambu," katanya.

Yudas menegaskan, PLTbm dari bambu ini tidak akan berhenti di tengah jalan. Sebab, bambu selain bersumber dari masyarakat, pihaknya juga telah melakukan penanaman bambu seluas 250 hektar untuk memastikan ketersediaan bahan yang digunakan nantinya PLTbm.

"Bambu itu tradisi dan budaya Mentawai. Dulu bambu untuk memasak. Kemudian fungsi lain adalah bambu busuk kering dipukul dilunakan digunakan sebagai nangkap udang," ujarnya.

"Maka Itu muncul insipirasi bisa digunakan untuk pembangkit listrik. Dulu ditawarkan kerja sama mengunakan pelet kayu. Tapi saya tolak. Kayu akan merusak lingkungan,
tebang sana tebang itu. Kalau bambu enggak. Ini rumpunya tebang muncul lagi di situ. Dari segi ekologi terbenuhi," sambung Yudas. (Irwanda/RC)

Tag:

Baca Juga

Mentawai Keluar dari Status Daerah Tertinggal, Audy: Kolaborasi Pusat dan Daerah
Mentawai Keluar dari Status Daerah Tertinggal, Audy: Kolaborasi Pusat dan Daerah
Mitigasi Bencana, Pemprov Isi Lumbung Sosial Mentawai Rp385 Juta
Mitigasi Bencana, Pemprov Isi Lumbung Sosial Mentawai Rp385 Juta
Gapopin Sumbar Bagikan 300 Kacamata Gratis di Mentawai
Gapopin Sumbar Bagikan 300 Kacamata Gratis di Mentawai
Resmikan Bandara Mentawai, Jokowi Harapkan Kunjungan Wisatawan Meningkat
Resmikan Bandara Mentawai, Jokowi Harapkan Kunjungan Wisatawan Meningkat
Juara I ADWI 2023, Berikut Pesona Desa Muntei Mentawai
Juara I ADWI 2023, Berikut Pesona Desa Muntei Mentawai
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Bakal Diresmikan Presiden, Gubernur Sumbar Tinjau Kesiapan Bandara Rokot Mentawai