Berita terbaru dan terkini hari ini: Pendeta Saifuddin dinilai mengganggu kerukunan antar umat dan upaya menguatkan moderasi beragama.
Langgam.id - Video pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyinggung soal kurikulum pesantren dan mengitkannya dengan radikalisme serta mengusul agar 300 ayat al-Quran dihapus ditanggapi Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Plt. Kepala Biro Humas, Data dan Informasi (HDI) Kemenag RI, Thobib Al Asyar mengatakan, bahwa Pendeta Saifuddin sama seklai tak kenal dengan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Menurut Thobib, apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin dan ditujukan ke Menag itu tak jelas. "Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim," ujar Thobib melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/3/2022).
Bahkan, kata Thobib, Yaqut Cholil Qoumas juga tak pernah bertemu atau tatap muka langsung dengan Pendeta Saifuddin.
Tak hanya itu, dalam buku catatan tamu agenda Menteri Agama, juga tidak ada dengan Pendeta Saifuddin tersebut.
"Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifuddin berulangkali dikatakan ke Menag," ucapnya.
Thobib menilai, apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin terkait pesantren dan ayat al-Quran, itu salah.
"Tidak pada tempatnya Pendeta Saifuddin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal. Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren. Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin itu," sebutnya.
Bahkan, tegas Thobib, Yaqut malahan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritas.
Hingga saat ini, lanjut Thobib, Kemenag masih berupaya untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama, salah satuny adengan program penguatan moderasi beragama.
Jadi, sebit Thobib, pernyataan Pendeta Saifuddin tidak sejalan dengan program Yaqut dalam memimpin Kemenag.
Baca juga: Tak Hanya Azan dan Suara Anjing, Ini 5 Kontroversi Yaqut Sejak Jadi Menag RI
"Apa yang dilakukan Pendeta Saifuddin itu dapat mengganggu kerukunan antar umat dan upaya menguatkan moderasi beragama," katanya.
—