Pengmas di Sungai Buluh Timur, Dosen UNAND Dorong Keluar dari Nagari Tertinggal

Pengmas di Sungai Buluh Timur, Dosen UNAND Dorong Keluar dari Nagari Tertinggal

Dosen FEB Unand melakukan pengabdian masyarakat di Nagari Sungai Buluh Timur. (Foto: Ist)

Langgam.id - Dalam rangka melaksanakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Mayarakat, dosen Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas memilih Nagari Sungai Buluh Timur, Kabupaten Padang Pariaman, sebagai lokasi pengabdian.

Dasar pemilihan Nagari Sungai Buluh Timur lokasi ini adalah karena Nagari Sungai Buluh Timur merupakan salah satu dari 28 nagari atau desa di Sumatera barat yang masih tertinggal sampai dengan akhir tahun 2022 pada hal lokasi tidak terlalu jauh dari Kota Padang yakni hanya sekitar 35 km dengan waktu tempuh 1 jam.

Kondisi inilah yang menjadi pendorong bagi sejumlah dosen dari Departemen Ekonomi FEB Unand untuk mendalaminya dan membantu upaya agar nagari ini bisa segera keluar dari ketertinggalannya.

Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023 yang lalu dalam bentuk pertemuan dan diskusi dengan para tokoh masyarakat setempat. Hadir dalam pertemuan tersebut mulai dari Wali Nagari beserta perangkatnya, Badan Musyawarah Nagari (BAMUS), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), hingga tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, dan para ibu-ibu PKK.

Diskusi yang dipandu oleh Dr. Zulkifli. N., SE. M.Si., Sekretaris Departemen Ekonomi FEB UNAND membicarakan dua hal penting berkaitan dengan ketertinggal Nagari Sungai Buluh Timur yaitu  menemukan akar permasalahan penyebab ketertinggalan  dan mengkaji potensi ekonomi & sosial yang dimiliki oleh Nagari Sungai Buluh Timur.

Ketua tim Pengabdian Kepada Masyarakat Hadi Rahadian, SE, M.Si. memaparkan bahwa Indeks Desa Membangun (IDM) untuk Nagari atau Desa tertinggal berkisar antara 0,491 hingga 0,599, sedangkan capaian Nagari Sungai Buluh Timur berada pada posisi 0,593.

"Hanya butuh 0.006 poin lagi untuk bisa keluar dari prediket Nagari Tertinggal," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (7/11/2023).

Wali Nagari Sungai Timur, Zulkifli, menjelaskan bahwa persoalan terbesar penyebab ketertinggalan nagarinya adalah belum lancarnya  akses transportasi menuju Nagari Sungai Buluh Timur yakni ada bagian jalan yang runtuh (putus) karena abrasi sungai Batang Anai.

"Usulan perbaikan terhadap jalan sudah lama kami ajukan ke pemerintah namun sampai kini  tapi belum juga bisa terwujud," kata Zulkifli.

Menurutnya, ada dua instansi pemerintah yang memiliki kewenangan terhadap jalan tersebut yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V. Masyarakat Nagari Sungai Buluh Timur sangat berharap kedua instansi ini duduk bersama dan menyatukan cara pandang terhadap persoalan ini sehingga perbaikan jalan bisa diwujudkan.

Untuk sementara,  masyarakat secara swadaya membangun jembatan darurat dari kayu yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda 2 dan roda 4 berukuran kecil. Masyarakat selalu was-was terhadap keamanan jalan dan jembatan darurat tersebut karena abrasi aliran sungai Batang Anai yang terus mendekat ke badan jalan.

Lebih lanjut, Wali Nagari Sungai Buluh Timur memaparkan bahwa ada akses masuk ke nagari Sungai Buluh Timur melalui jalan lain tapi jaraknya lebih jauh dan waktu tempuh lebih lama. Masyarakat tetap berharap jalan yang runtuh oleh abrasi sungai Batang Anai ini segera diperbaiki.

Potensi ekonomi yang dimiliki Nagari Sungai Buluh Timur cukup besar. Nagari dengan luas wilayah  703,25 ha sangat kaya dengan hasil-hasil pertanian. Sebelum harga karet anjlok sejak 10 tahun terakhir, Nagari Sungai Buluh Timur merupakan daerah penghasil karet.

Hampir 90 persen masyarakat Nagari Sungai Buluh merupakan petani karet. Rendahnya harga karet membuat masyarakat banyak beralih ke usaha pertanian lain. Selain karet, Nagari Sungai Buluh Timur juga kaya akan hasil pertanian lainnya seperti Padi, Pinang, Jengkol, Petai, dan Durian. Tanaman Kopi Robusta saat ini juga sudah mulai dikembang oleh petani setempat.

Sebagian besar wilayah Nagari Sungai Buluh Timur masih berupa hutan alami. Masyarakat adat setempat bahkan sudah mendapat izin mengelola Hutan Nagari seluas 1.783 ha. Sehingga daerah ini juga kaya akan hasil hutan bukan kayu. Madu lebah hutan merupakan adalah salah satunya. Produk ini sangat potensial untuk dikomersialisasikan secara luas.

Hutan yang alami juga menjadi sumber air melimpah. Salah satu sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Padang Pariaman berasal dari daerah ini. Pasokan air untuk Bandara Internasinal Minangkabau (BIM) berasal dari daerah ini.

Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah Dosen-dosen Departemen Ekonomi FEB UNAND akan menjadi Nagari Sungai Buluh Timur ini menjadi lokasi pengabdian kepada masyarakat secara berkesinambungan. Fokus pengabdian berupaya membantu mempercepat keluar dari status Nagari Tertinggal. Para dosen akan bersinergi dengan pihak-pihak terkait lainnya untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan potensi ekonominya. (*/Fs)

Tag:

Baca Juga

Surat Elektronik Sobron Aidit #2
Surat Elektronik Sobron Aidit #2
KAI Divre Sumbar Pastikan Keandalan Sarana Perkeretaapian Lewat Perawatan Berkala
KAI Divre Sumbar Pastikan Keandalan Sarana Perkeretaapian Lewat Perawatan Berkala
Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai rapat koordinasi terkait pangan di Pemprov Sumatra Barat, Selasa 16 September 2025.
Menteri Pertanian Gusar Lihat Bupati Tak Hadir Rakor di Padang
Cegah Lower Back Pain, SPH Lakukan Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Bungus Teluk Kabung
Cegah Lower Back Pain, SPH Lakukan Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Bungus Teluk Kabung
Para remaja yang diduga hendak tawuran di Kota Padang diamankan polisi beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. Polresta Padang)
Cegah Tawuran, Pemko Padang Siapkan Aturan Jam Malam
Influencer Sumatra Barat, Uda Rio, menginisiasi gerakan melawan konten "caruik" atau kata-kata kotor yang marak di media sosial. Ia menyebut
Influencer Uda Rio Inisiasi Gerakan Lawan Konten "Caruik" di Medsos