Langgam.id - Pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) guna penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dinilai berhasil dan akan diperpanjang selama dua hari hingga 31 Juli 2025.
Keputusan ini berdasarkan hasil rapat evaluasi bersama terkait pelaksanaan OMC selama lima hari berturut-turut. Dihadiri pihak BNPB, BMKG Pusat, Kepala BMKG Stasiun BIM, Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, PT Songo Aviasi Indonesia, dan tim OMC lainnya.
“Dari rapat tadi, bersarkan hasil evaluasi BNPB dan BMKG maka perpanjangan Operasi Modifikasi Cuaca di Sumatera Barat itu ditambah hanya untuk dua hari ke depan,” kata Kalaksa BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy pada Selasa, (29/7).
Dikatakan Rudy, dari hasil rapat evaluasi bersama tersebut diketahui pelaksanaan OMC selama lima hari di Sumbar menunjukkan hasil yang signifikan. Pasalnya, sejak OMC dilaksanakan jumlah Karhutla di Sumbar sudah mendekati nol kejadian, terutama di daerah Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok.
“Alhamdulillah, modifikasi cuaca yang kita lakukan, oleh BNPB dan BMKG berjalan lancar dan hasilnya luar biasa. Ada penekanan yang luar biasa, sehingga Karhutla tadi dilaporkan sudah mendekati nol,” ujarnya.
Kendati demikian, OMC ini perlu diperpanjang karena daerah Sumbar masih didominasi musim kering, sehingga sangat dikhawatirkan munculnya titik-titik Karhutla yang baru. Pasalnya, kondisi dengan curah hujan yang rendah ini akan berlangsung hingga pertengahan September 2025 mendatang.
Selain itu, perpanjangan OMC ini juga untuk menyiram wilayah Sumbar lebih luas agar basahnya lebih merata. Apalagi, Pemprov Sumbar telah menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla, sehingga lebih leluasa melakukan penanggulangan dan penanganan di lapangan.
“Karena kita masih menemukan potensi terjadinya Karhutla di wilayah yang lain. Kalau kemarin kita hanya fokus di wilayah Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok, sekarang berdasarkan Status Siaga Darurat, kita akan memperluas sampai ke perbatasan Pasaman, Sijunjung, lalu ke Peisir Selatan dan sekitarnya,” jelas Rudy.
Ia juga berharap dengan adanya OMC ini masyarakat semakin sadar bahwa Karhutla mengakibatkan dampak yang luar biasa bagi semua pihak. Selain itu, ia meminta tak ada lagi masyarakat atau pihak yang tak bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan dan lahan ke depannya.
“Mudah-mudahan ini bisa diawasi oleh ninik mamak dan pemerintah di daerah masing-masing, agar tidak ada lagi yang menyebabkan terjadi Karhutla,” tutupnya.(*/f)