Langgam.id - Gubernur Sumbar Mahyeldi mengajak bupati dan wali kota se-Sumbar untuk memasukkan silek (silat) sebagai ekstrakurikuler (ekskul) di sekolah. Mulai dari sekolah dasar (SD) hingga lanjutan atas.
Selain itu, Mahyeldi juga berharap sasaran silek (tempat latihan silat) ada di setiap nagari, bahkan jorong. Hal ini menjaga tradisi bela diri yang menjadi kekayaan Minangkabau tersebut.
"Saya mengajak pada bupati wali kota agar menjadikan silek sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Hadirkan tuo-tuo silek (guru/pelatih) di sekolah. Silek kita wariskan melalui lembaga pendidikan, sehingga pengakuan dunia atas silat sebagai warisan dunia, betul-betul kita wariskan melalui kebijakan," ujar Mahyeldi di media sosial Diskominfotik Sumbar, Rabu (1/9/2021).
Ajakan Mahyeldi itu disampaikannya saat memberikan sambutan pada penutupan kegiatan Silek Art Festival (SAF) 2021 di Balairung Tuah Basamo, Kabupaten Pasaman Barat, Selasa (31/8/2021) malam.
Mahyeldi menambahkan, tidak terlepas dari silek sebagai rumusan dan pemahaman para leluhur yang menjadi produk kebudayaan Minang. Selain itu, silek juga sarana pendidikan karakter bagi generasi muda.
Baca juga: Lestarikan Seni dan Budaya, Silek Arts Festival 2021 Digelar di Payakumbuh
Menurut Mahyeldi, Silek Art Festival ini mengangkat jati diri silek sebagai kekayaan Minangkabau yang harus terus diwariskan dan dilestarikan.
"Selain surau, setiap nagari harus ada sasaran silek, bahkan kalau perlu di tiap jorong. Karena silek adalah bekal bagi generasi muda kita sekaligus sarana pendidikan dan pembinaan yang efektif untuk mewujudkan ketahanan masyarakat," bebernya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti mengatakan, selama 10 hari SAF, digelar berbagai kegiatan. Seperti seminar, lokakarya, workshop, dan lainnya dengan melibatkan 108 sasaran silek dalam rangka mendukung upaya pemajuan kebudayaan.
"Melalui SAF, Dinas Kebudayaan Sumbar juga ingin mendorong agar silek menjadi ekstrakurikuler di sekolah," ujarnya.