Langgam.id - Kota Payakumbuh menyandang predikat Kota Layak Anak sebanyak lima kali. Menindaklanjuti itu, Dinas Kesehatan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) setempat bertekad untuk menjaga dan menjamin kehidupan anak-anak berstandar internasional.
Di tahun 2019 ini, berbagai metode akan diterapkan. Mulai memperhatikan pendidikan yang diberikan oleh orang tua sedari dini hingga hak anak dalam masyarakat.
Untuk memulai hal ini, Dinkes berencana mempopulerkan terlebih dahulu buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ketengah masyarakat.
“Ini penting karena didalam buku KIA ini ada panduan bagaimana ibu hamil menjaga kandungannya baik secara fisik maupun intelektual. Termasuk berbagai kendala dan penyakit yang beresiko bagi ibu dan janin,” ujar Plt. Kadis Kesehatan, Desmon Korina, sebagaimana dilansir Humas Pemko Payakumbuh di situs resmi Pemko, Selasa (19/3/2019).
Menurutnya, Dinas Kesehatan bersama Dinas P3AP2KB akan turun ke Puskesmas dan rumah masyarakat untuk melalukan pemantauan tumbuh kembang dengan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
“Disini petugas bisa melihat bagaimana anak-anak tumbuh dan kembang sebagaimana yang diharapkan. Termasuk melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) agar memastikan bayi yang baru memiliki anti bodi yang cukup untuk melawan virus maupun bakteri yang berpotensi menyerang tubuhnya,” kata Desmon.
Ia mengatakan, bayi harus memiliki hormon tiroid yang cukup. Jika tidak, perkembangan fisik, inteligensi maupun mental bayi akan tergangu hingga dewasa nanti.
Terakhir, metode yang akan diberlakukan adalah penerapan Perda Air Susu Ibu di Seluruh Layanan Publik di Kota Payakumbuh.
“Hari ini banyak ibu-ibu yang bekerja membantu suami baik sebagai pelayan publik, maupun mengurus kebutuhan keluarga di pusat layanan publik. Anak yang dibawa ke tempat pelayanan publik bisa mendapatkan asupan ASI yang cukup dengan menyediakan ruangan khusus ibu menyusui,” ujarnya.
Pada 2019 ini, menurutnya, Payakumbuh ingin memberikan kualitas hidup kepada anak-anak berstandar internasional. Ruang jaminan ini diberikan sejak anak masih dalam kandungan ibunya hingga hak anak dalam lingkungan.
“Untuk kualitas jaminan hidup, hari ini Payakumbuh berada pada angka 88,17 persen. Naik dari tahun 2015 yang berada pada angka 86,78 persen,” tuturnya.
Petugas Puskesmas, kata Desmon, akan dibantu oleh Dinas P3AP2KB dilapangan. Mereka juga akan bekerja sama dengan pihak yang menangani ibu dan anak secara psikologis.
“Dengan adanya dukungan dari Dinas P3AP2KB, Dinas Kesehatan optimis kualitas jaminan hidup anak akan meningkat. Diprediksi 25 tahun mendatang, akan lahir pemikir dan tokoh intelektual Indonesia dari Kota Payakumbuh,” katanya. (*/SS)