Langgam.id - Pemerintah Kota Padang bakal menggelar tabur bunga di makam pahlawan Bagindo Aziz Chan di Gulai Bancah, Bukittinggi.
Prosesi tabur bunga tersebut, sekaligus memperingati gugurnya pahlawan nasional yang pernah menjadi wali kota Padang itu.
"Kita akan melakukan tabur bunga di makam pahlawan nasional Bagindo Aziz Chan pada saat peringatan gugurnya Bagindo Aziz Chan," ungkap Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang Budi Payan, dikutip dari laman Kominfo, Minggu (9/7/2023).
Jika tidak ada halangan, pelaksanaan tabur bunga di Bukittinggi digelar pada tanggal 19 Juli nanti. Tabur bunga dilakukan usai upacara di Balaikota Padang.
"Kita berharap Bapak Wali Kota hadir langsung saat tabur bunga di Bukittinggi," ucapnya.
Dikatakan Budi Payan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Pemko Bukittinggi terkait rencana tabur bunga tersebut. Nantinya, akan ada penyambutan dan upacara di Gulai Bancah.
"Segala persiapan di sana (Bukittinggi) dibantu pihak Pemko setempat," terang Budi Payan.
Kegiatan peringatan Gugurnya Bagindo Aziz Chan merupakan agenda tahunan yang selalu digelar Pemko Padang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan ini dihadiri keluarga besar pahlawan tersebut.
"Keluarga besar kita undang untuk hadir di peringatan tahun ini," kata Kepala Dinas Damkar Kota Padang itu.
Selain melakukan tabur bunga di makam Bagindo Aziz Chan di Bukittinggi, Pemko Padang juga menggelar upacara di Lapangan Balaikota Padang di Aie Pacah. Upacara dimulai pukul 07.00 WIB.
"Upacara dipimpin Bapak Wali Kota dan diikuti sejumlah ASN Pemko Padang dan lainnya," terang Budi.
Setelah dilakukan upacara di Balaikota Padang, Wali Kota Padang beserta rombongan bertolak menuju Bukittinggi.
Seperti diketahui, Bagindo Aziz Chan lahir di Kampung Alang Laweh, Kota Padang pada 30 September 1910. Semasa hidupnya, Bagindo Aziz Chan sempat mengenyam pendidikan HIS di Padang, MULO di Surabaya, dan AMS di Batavia. Ia sempat dua tahun duduk di Rechtshoogeschool te Batavia (RHS) dan membuka praktik pengacara. Ia juga aktif di beberapa organisasi, di antaranya sebagai anggota pengurus Jong Islamieten Bond di bawah pimpinan Agus Salim.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Bagindo Aziz Chan ditunjuk sebagai Wakil Wali Kota Padang pada 24 Januari 1946 dan pada 15 Agustus 1946 dilantik sebagai wali kota menggantikan Abubakar Jaar, yang pindah tugas menjadi residen di Sumatra Utara.
Di tengah situasi pasca-kedatangan Sekutu di Padang pada 10 Oktober 1945, ia menolak tunduk terhadap kekuatan militer Belanda yang berada di belakang tentara Sekutu. Bagindo Aziz Chan terus melakukan perlawanan dengan menulis di surat kabar perjuangan Tjahaja Padang, bahkan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya meninggal pada tanggal 19 Juli 1947. Bagindo Aziz Chan juga berpidato di depan umum, "Langkahilah dulu mayatku, baru Kota Padang saya serahkan".
Dikutip dari wikipedia, pada 19 Juli 1947 sore hari, Bagindo dan keluarga bertolak dari Padang menuju Padang Panjang. Di daerah Purus, rombongannya dicegat oleh Letnan Kolonel Van Erps yang memberitahukan telah terjadi insiden di Nanggalo yang merupakan daerah garis demarkasi Belanda.
Menurut versi Belanda, ketika Bagindo turun itu dari mobil Jeep yang mengantarkannya di daerah Nanggalo itu, ia tertembak di lehernya dan dibawa ke sebuah rumah sakit di Padang. Namun, menurut hasil visum yang dilakukan oleh 4 dokter Indonesia di Bukittinggi, Bagindo meninggal karena kepala belakangnya dipukul dengan barang berat sehingga tulang kepalanya hancur. Selain itu, terdapat tiga bekas tembakan di wajahnya yang dilakukan tentara Belanda setelah ia menjadi mayat.
Jenazah Bagindo Aziz Chan dimakamkan pada 20 Juli 1947 pukul 02.00 dalam sebuah upacara besar yang dihadiri pejabat sipil dan militer di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Bukittinggi.(*/Fs)