Pemilu 2024: Pemilih Muda di Sumbar Capai 57,8 Persen

Pemilu 2024: Pemilih Muda di Sumbar Capai 57,8 Persen

Ketua KPU Sumbar Surya Efitrimen memaparkan demografi pemilih dalam forum sosialisasi pemilu 2024. (Foto: Dok. Langgam)

Langgam.id - Pemilih muda bakal menentukan hasil akhir pemilihan umum (Pemilu) 2024 baik pemilihan presiden dan legislatif pada Februari 2024 maupun pemilihan kepala daerah serentak pada November 2024. Pasalnya, untuk Sumatra Barat jumlah pemilih muda mencapai 57,8 persen dari DPT. Jauh di atas angka nasional yang hanya 52 persen.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatra Barat, Surya Efitrimen mengatakan berdasarkan daftar pemilih tetap di Provinsi Sumatra Barat mencapai 4.088.606 pemilih dengan pemilih laki-laki sejumlah 2.027.360 orang dan pemilih perempuan mencapai 2.061.246 orang.

“Masyarakat Sumatra Barat akan dapat memberikan suara dari antara 17.569 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 1.265 kelurahan/desa/nagari, 179 kecamatan, dan 19 kabupaten/kota,” jelas Surya, Kamis (10/8/2023).

Lebih lanjut dijelaskan, kelompok usia pemilih terbesar di Sumatra Barat adalah pemilih muda yang berasal dari generasi milenial dan generasi Z yang masing-masing mencapai 1.310.821 atau 32 persen dan 1.089.251 (27 persen).

“Gambaran di Sumatra Barat mewakili besaran kelompok usia pemilih muda di tingkat nasional yang diperkirakan mencapai 60 persen,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Surya mendorong agar pemilih muda, terkhusus pemilih pemula menjadi pemilih cerdas. Karakteristik pemilih cerdas adalah proaktif, menolak politik uang, menghindari ujaran kebencian, tidak golput, dan antihoaks.

Dosen Sosiologi Politik UNP, Eka Vidya Putra menggarisbawahi kewaspadaan Masyarakat akan praktik politik uang, mobilisasi pemilih, dan kampanye hitam.

“Berdasarkan kajian tahun 2017, politik uang terjadi secara masif dan melibatkan hampir semua unsur masyarakat,” kata Eka.

Organisasi masyarakat, tambah Eka, termasuk yang berbasis agama, etnis, kepemudaan, dan nonpartai lainnya, dijadikan sebagai salah satu kekuatan untuk melakukan mobilisasi pemilih.

“Perhelatan dan hasil Pemilu harus berkualitas agar dampak yang dirasakan masyarakat betul-betul menyentuh kesejahteraan sosial, perbaikan ekonomi, dan politik untuk rakyat,” tegas dosen dan peneliti Revolt Institute itu.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan, Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Dwi Dianingsih mengatakan banyaknya pemilih dari generasi muda, secara khusus mahasiswa, menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara dan peserta Pemilu.

“Kita perlu bersama-sama mendorong literasi demokrasi, pendidikan politik, dan partisipasi masyarakat untuk menyukseskan Pemilu Serentak 2024,” kata Dwi dalam sosialisasi pemilu 2024 di Auditorium Universitas Negeri Padang.

Sebagai bagian dari masyarakat, tambah Dwi, mahasiswa diharapkan telah memiliki ketrampilan analitis, kritis, dan terlibat dalam wacana publik secara konstruktif.

“Mahasiswa perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, internet, dan media sosial untuk menyaring, memilah, dan memilih informasi yang pada akhirnya layak digunakan untuk membuat keputusan secara bijak, termasuk memberikan suara di TPS pada hari Rabu, tanggal 14 Februari 2024,” tegas Dwi.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Usman Kansong mengungkapkan, sosialisasi Pemilu Serentak 2024 utamanya digencarkan di daerah pemilihan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang rendah.

“Berdasarkan data KPU RI terkait tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 lalu, kami menggiatkan sosialisasi di Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Kalimantan Tengah untuk meningkatkan antusiasme dan partisipasi masyarakatnya,” kata Usman di Jakarta (10/8).

Lebih lanjut, Usman mengungkapkan, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyukseskan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024 dengan menapis konten negatif seperti hoaks dan ujaran kebencian dari ruang digital berbasis internet, termasuk juga kampanye antipolitik uang “Hajar Serangan Fajar” yang diusung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Kami dukung kampanye antipolitik uang dari KPK karena serangan fajar sungguh merusak kualitas dan hasil demokrasi, bahkan di era digital, bentuk pemberian uang, barang, jasa, atau materi lainnya dapat diubah menjadi uang elektronik yang dapat digunakan untuk berbelanja sampai melunasi cicilan paylater,” tegas Usman.(*/Fs)

Tag:

Baca Juga

Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur terpilih pada Pilkada serentak 2024 resmi ditetapkan oleh KPU Sumbar pada rapat
KPU Sumbar Tetapkan Mahyeldi-Vasko sebagai Gubernur dan Wagub Terpilih
Irkham Mila Gabung Semen Padang FC
Usai 6,5 Tahun Bela PSS Sleman, Irkham Mila Berlabuh di Semen Padang FC
KPU Sumbar berencana akan menetapkan pemenang Pilkada 2024, Mahyeldi-Vasko sebagai gubernur dan wakil gubernur Sumbar periode 2025-2029
Besok, Mahyeldi-Vasko Bakal Ditetapkan sebagai Gubernur dan Wagub Terpilih Sumbar
Malam Ini Hingga Besok, Sejumlah Daerah di Sumbar Berpotensi Dikepung Hujan
Perkiraan Cuaca di Sumbar Hari Ini hingga Minggu: BMKG Sebut Hujan Sedang hingga Lebat
Berita Pessel - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Cegah banjir dan longsor, Kodim 0311 Pessel bakal konservasi dan reboisasi hutan.
Sempat Putus, Jalan Padang-Painan Sudah Bisa Dilalui
Sempat Mogok, 4 Koridor Trans Padang Kembali Beroperasi
Sempat Mogok, 4 Koridor Trans Padang Kembali Beroperasi