Langgam.id - Pembangunan batu pemecah ombak atau batu grib di kawasan objek wisata Pantai Padang menghabiskan dana sekitar Rp19 miliar. Pembangunan batu pemecah ombak yang bertujuan untuk melindungi bibir pantai dari abrasi tersebut sudah selesai dikerjakan.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, pembangunan tersebut dilakukan sebagai langkah penanganan abrasi pantai yang terjadi di sejumlah titik di Pantai Padang.
"Alhamdulillah, dengan dana Rp19,1 miliar lebih kurang, lokasi pemasangan batu pemecah ombak pada tiga titik lokasi di Padang selesai," ujar Mahyeldi saat meninjau lokasi pemasangan batu grib di Pantai Padang, Senin (5/4/2021).
Mahyeldi mengungkapkan, pemasangan batu grib ini dilakukan di kawasan Tugu Merpati, Masjid Al Hakim dan di kawasan Pasir Jambak. Ini merupakan bagian dari perencanaan bersama BNPB sebelumnya.
Mahyeldi berharap batu grib yang dipasang efektif menepis terjangan ombak yang deras. Kemudian, musibah abrasi tidak terulang kembali, khususnya di Pantai Padang.
"Jadi memang nanti ketika ada sedimen tidak masuk ke sungai, itu juga dapat melancarkan sungai dan Muaro nantinya dan juga akan lebih lancar untuk transportasi," ujarnya.
Baca juga: Cegah Abrasi, Pembangunan Tanggul Laut di 3 Titik di Pantai Padang Tuntas
Selain pemasangan batu pengaman terang Mahyeldi, nantinya juga akan ditanam pohon-pohon. Hal ini merupakan untuk mengurangi risiko bencana tsunami. BNPB menurutnya sangat konsen untuk hal tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar Suryadi mengatakan, pengerjaan batu pemecah ombak dimulai pada 11 Januari lalu selama 70 hari.
Suryadi menyebutkan, batu pemecah ombak dipasang pada tiga titik lokasi, yakni kawasan Masjid Al Hakim sepanjang 250 meter.
"Tujuan seawall mempertahankan garis pantai. Di kawasan Masjid Al Hakim ada satu ground T sepanjang 60 meter, tujuannya membentuk garis pantai baru," ujarnya.
Kemudian terangnya, di kawasan Tugu Merpati dipasang seawall sepanjang 423 meter. Sementara di kawasan Pasir Jambak sepanjang 200 meter. Kiri dan kanan terdapat ground T yang menjulur ke lautan sepanjang 45 meter dan 41 meter.
"Kita menggunakan dana siap pakai BNPB yang dikerjakan di masa tanggap darurat, dan 21 Maret selesai," katanya. (Rahmadi/yki)