Langgam.id - Aksi pemalakan dan pemukulan oleh preman yang mengaku bernama Izet terhadap sopir truk PT Semen Padang masih terus menjadi perbincangan, terkhusus di media sosial. Bahkan banyak bermunculan meme yang menampilkan foto preman Izet tersebut.
Tak hanya meme, video parodi saat preman Izet melakukan pemalakan juga bertebaran di media sosial. Tak sedikit para selebgram atau konten kreator asal Sumatra Barat (Sumbar) menjadikan bahan komedi dari aksi pemalakan yang dilakukan Izet.
Dosen Ilmu Komunikasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Abdullah Khusairi mengatakan, fenomena kemunculan meme atau parodi preman Izet ini tak terlepas dengan kemajuan teknologi. Hal ini sebagai bentuk kritik sosial.
"Meme saya kira sebagai bentuk dari kritik sosial ketidakadilan dan kontrol sosial. (Namun) secara negatif, tentunya menghancurkan personalitas. Kadang-kadang sangat berlebihan. Tapi ada juga yang lucu. Ya membuat kita sedih juga," kata Khusairi dihubungi langgam.id, Selasa (13/7/2021) malam.
Namun, Khusairi mengungkapkan, kemunculan meme dan parodi preman Izet ini adalah resiko dari perbuatan yang dibuat oleh pelaku. Pada era new media, menjadi ruang bagi orang untuk berekspresi atau berkomentar atas perbuatannya.
"Selama ini tidak ada tempat, sekarang ada new media. Kemudian ini ironi sosial yang dikritik oleh publik. Sebenarnya publik marah, tapi dengan cara lucu. Karena memang publik tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali berkomentar," jelasnya.
"Jadi sebenarnya media sosial itu, netizen itu ada selalu dengan isu sesuatu di ruang publik. Komen netizen itu sekarang seperti hyena. Mereka berkelompok. Nah mereka ribut, apa saja dimakan dan dibawa berkelahi. Hyena itu harus ada musuh," sambung pengamat komunikasi massa itu.
Ia menyebutkan, pada dasarnya masyarakat saat ini butuh hiburan di tengah pandemi. Keberanian kernet sopir untuk memvideokan patut diapresiasi.
"Kemunculan Izet, pertama saya mengapresiasi teman sopir truk berani (video), saya kira itu cara melawan, karena melawan orang mabuk tidak mungkin. Itu dalam bentuk perjuangan untuk bebas dari ketidakadilan," ujarnya.
Doktor Ilmu Komunikasi itu juga mengatakan, munculnya meme dan parodi cara publik mengapresiasi kerja dari rekan sopir yang berani merekam video. Hal itu membuat semua orang membenci apapun berbaur ketidakadilan.
"Itulah ekpresi, ekpresi itu awalnya marah kemudian beralih ke lucu menjadi sindiran. Sesuatu yang janggal, makanan media sosial, makanan new media," tuturnya.
"Jadi media sosial ruang publik yang butuh isu baru, isu yang bernilai keunikan yang setia waktu mereka (netizen) mencari itu. Kebetulan di Sumbar seperti Izet ini," tambahnya.
Khusairi bernilai, hadirnya meme dan parodi tentunya akan berdampak negatif juga terhadap keluarga pelaku. Apalagi, netizen mengomentari di akun Facebook yang mengatasnamakan anaknya.
"Saya kasihan anaknya, Facebook-nya atas nama anaknya. Kata kasar di Facebook saya kira sangat buruk secara psikologis bagi anak dan keluarga," kata dia.
Baca juga: Viral Pemalakan Sopir Truk, PT Semen Padang Ingin Pelaku Cepat Ditangkap
Sebelumnya, aksi pemalakan dan kekerasan ini direkam serta viral di media sosial. Video berdurasi 4 menit 37 detik itu diupload di akun Facebook bernama Galigaman Sangir.
Dalam video, tampak seorang pria yang merupakan preman memakai kemeja warna dongker berpadu kaos putih berdiri di pintu kemudi. Izet yang mengaku sudah dikenal polisi dan kalangan sopir tersebut langsung mengeluarkan kata-kata kotor bahasa Minang, kemudian juga memukul sopir. Sang sopir juga sempat menanyakan apa permalasahan yang terjadi.
"Ndak ado urang yang ndak amuah agiah pitih ka den di siko dek ang (tidak ada orang yang tidak mau memberi uang ke saya di sini, jelas kamu," kata preman kepada sopir truk dengan nada keras di dalam video tersebut.
Si sopir di dalam video sempat memohon dan menjelaskan bahwa uang yang tersisa hanya untuk pegangan jalan ke Pekanbaru. Setelah menjelaskan uang tersisa hanya Rp500 ribu, preman itu malah kembali mengeluarkan kata-kata kotor.
Sang sopir juga kembali mendapatkan tamparan dan baju ditarik untuk diminta turun dari kemudi. Si preman Izet mengaku meminta uang untuk membeli minuman keras.
"Astagfirullah, ndak do pitih do, da. Payah ngecek jo, uda. Ko pitih ketek ado nyo, da. Rp10 ribu nyo. (Astagfirullah, tidak ada uang lagi bang. Susah ngomong sama, abang. Ini uang kecil ada cuman, bang. Rp10 ribu cuman," kata si sopir.
Meski sudah berniat memberikan uang Rp10 ribu, preman ini malah kembali meminta uang tambahan dengan besaran yang sama. Sang sopir tampak mencari uang lagi yang ada di sela-sela kemudi.
Dalam video itu, sopir sempat menanyakan kalau setiap masuk terus diminta uang. Preman pun menjawab bukan setiap masuk, namum ketika ingin minum (minuman keras). Preman ini mengaku dirinya brata meminta kepada sopir lainnya. (Irwanda/ABW)