Padang Bersih, Tanggung Jawab Siapa?

Padang Bersih, Tanggung Jawab Siapa?

Gema Teugoeh Putra. (Foto: Dok. Pribadi)

Kota Padang dengan pesonanya menghadirkan berbagai wisata kuliner dan keindahan alam yang menjanjikan. Mulai dari Sate Padang Dendeng Batokoknya. Mulai dari kawasan kota tua hingga keindahan pantai padangnya. Ketika kita berjalan menyusuri Pantai Padang, akan tampak tulisan “Padang Kota Tercinta” yang tersemat dengan gagah di gunung Padang. Namun apakah julukan tersebut masih relevan dengan kondisi warganya hingga saat ini? Apakah warga kota Padang benar-benar masih mencintai kota ini? Pertanyaan ini perlu kita ajukan kepada diri kita masing-masing.

Wujud cinta kepada kota Padang salah satunya dapat dilaksanakan dengan kepedulian terhadap Kota. Salah satu yang menjadi isu saat ini adalah mengenai kebersihan. Apakah warga kota Padang sudah benar-benar peduli dengan kebersihan kotanya? Kita perlu instropeksi diri apakah sudah mampu disiplin membuang sampah pada tempatnya? Atau sudah sampai pada level mampu menegur dan mengingatkan warga sekitar yang masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Dari sisi Pemerintah, berbagai upaya telah dilakukan oleh instansi terkait salah satunya Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang dengan penyediaan informasi resmi mengenai Tempat Pembungan Sampah (TPS) resmi hingga penyediaan informasi becak pengangkut sampah yang dapat diakses di website Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang yakni https://dlh.padang.go.id/. Tidak hanya sampai disitu berbagai himbauan untuk “Jangan Buang Sampah” sembarangan hingga ancaman pidana dan denda bagi warga yang tertangkap tangan oleh satgas K3 kota Padang juga telah terinformasikan dengan jelas.

Upaya-upaya tersebut nyatanya tidak serta merta mampu membangun kesadaran warga kota untuk mewujudkan rasa cintanya dalam bentuk menjaga kebersihan kota. Saya sebagai warga kota Padang yang dalam kesehariannya rutin melalui jalan bypass, seringkali dengan mudahnya menyaksikan warga kota yang dengan santainya membuang sampah rumah tangga di pembatas jalan raya bypass mulai dari simpang Balai Baru hingga perempatan kampung Lalang Bypass. Kegiatan ini terus berulang seolah menjadi rutinitas warga dan rutinitas truk pengangkut sampah untuk mengambil tumpukan sampah tersebut. Kondisi ini tentunya berpotensi merusak keindahan kota. Belum lagi berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas sehubungan dengan operasi mobil pengangkut sampah disepanjang pembatas jalan tersebut. Padahal ada berbagai Tempat Penampungan Sementara (TPS) telah disediakan di daerah sekitar seperti TPS Baznas dan TPS Taruko 1 yang berlokasi di dekat Kantor Camat Kuranji.

Pemerintah Kota Padang secara aktif juga telah berupaya membangkitkan kesadaran warga dengan programnya. Sebagai contoh pada Tahun 2004 ini mulai kembali digalakkan program menjaga kebersihan yang dikenal dengan “Padang Bagoro”. Dikutip dari website Padang.go.id kegiatan ini sudah diluncurkan sejak tahun 2022 yang ditujukan untuk menggerakkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Program ini dilaksanakan sekali sebulan pada setiap hari minggu mulai pukul 07.00 s.d 10.00 WIB dengan pemberian insentif berupa reward bagi RT dan RW terbaik mengikuti indikator penilaian yang ditetapkan oleh pemko padang. Meskipun program ini diklaim efektif, namun tetap saja permasalahan kesadaran warga akan kebersihan lingkungan terus saja hadir dan dapat dengan mudah ditemui.

Berbagai upaya tersebut apabila dibandingkan dengan tingkat kesadaran warga dalam upaya menjaga kebersihan menunjukkan perlunya evaluasi tentang pesan-pesan yang disampaikan dinas terkait kepada warga kota dalam upaya menjaga kebersihan kota. Dalam konteks komunikasi pembangunan, Cangara (2020 : 293) mengutip Quebral menjelaskan bahwa pembangunan dan komunikasi masing-masing memiliki makna yang lebih baru dalam praktik, yakni pembangunan berupa produk yang berisi inisiatif , inovasi, dan kesadaran untuk berbuat sesuatu yang lebih baik untuk kehidupan manusia dalam arti luas. Sementara itu komunikasi menjadi salah satu kendaraan yang bisa digunakan untuk mengantar ke arah keberhasilan pembangunan.

Selanjutnya, dalam upaya penciptaan kesadaran untuk berbuat sesuatu yang lebih baik tersebut diperlukan konsep yang dinamakan dengan partisipasi. Hal ini dikarenakan suatu pembangunan yang berhasil harus didukung oleh semua komponen bangsa, agar masyarakat memiliki sense of belonging (rasa memiliki) dan sense of responsibility (rasa tanggung jawab) terhadap pelaksanaan pembangunan (Harun & Ardianto 2017 : 249).

Apa yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang dan Pemerintah Kota Padang melalui penyediaan informasi terkait TPS, himbauan membuang sampah pada tempatnya, informasi tentang ancaman pidana dan denda bagi pelanggar hingga program “Padang Bagoro” merupakan salah satu wujud melibatkan warga kota untuk berperan serta dalam menciptakan kebersihan lingkungan. Aktivitas ini diharapakan mampu menciptakan kesadaran warga kota Padang tentang pentingnya kebersihan.

Dari perspektif kritis, kita tidak bisa serta merta menyalahkan oknum atas adanya tindakan-tindakan “buang sampah sembarangan” yang masih dilakukan oknum warga Kota Padang. Namun demikian perlu upaya dan kerja keras dari Pemerintah Kota Padang dan dinas terkait untuk mampu melibatkan warga kota tidak hanya sebatas dalam pelaksanaan kegiatan saja. Uphof (1985) menjelaskan ada 4 bentuk partisipasi yakni (1) Partisipasi dalam pelaksanaan, (2) Partisipasi dalam Evaluasi, (3) Partisipasi Dalam Menarik Manfaat hingga (4) Partisipasi dalam Pengambilan keputusan. Melihat kepada konsep tersebut, perlu bentuk partisipasi lain warga kota untuk mencintai kotanya dengan melibatkan warga dalam upaya evaluasi dan bentuk partisipasi lainnya.

Dalam konteks komunikasi diperlukan juga penyediaan pesan dan informasi mengenai manfaat dari kepedulian terhadap kebersihan kota dengan memanfaatkan media komunikasi yang ada. Salah satu contoh manfaat peduli terhadap kebersihan, sebagaimana dikutip dari sumbarprov.go.id, kebersihan akan menjadi modal utama dalam memikat hadirnya wisatawan. Hal ini penting karena sebagus apapun alam yang ada, akan percuma jika kotor dan tidak terkelola dengan baik. Belum lagi manfaat lainnya seperti meminimalisir polusi hingga menurunkan tingkat volume banjir. Manfaat-manfaat tersebut pada akhirnya akan kembali kepada masyarakat kota Padang apabila setiap warga benar-benar mampu peduli dengan kebersihan kotanya.

Apa upaya yang bisa dilakukan?

Pertama tentunya perlu evaluasi setiap kebijakan tentang pengelolaan kebersihan kota dengan melibatkan warga kota. Kedua, Pemerintah kota Padang diharapkan bisa meningkatkan keterlibatan berbagai pihak mulai dari pemuka agama, pihak swasta, media, akademisi, komunitas lokal hingga masyarakat untuk mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan kota. Ketiga diharapkan peningkatkan edukasi pentingnya kebersihan dengan pesan penyampaian manfaat hingga bahaya yang mungkin timbul dari ketidakpedulian terhadap kebersihan. Pada akhirnya, wujud cinta ini perlu kita bangun dari diri pribadi terlebih dahulu. Dengan semangat cinta kota Padang, yuk sama-sama kita tingkatkan kepedulian terhadap kebersihan kota ini.

*Penulis: Gema Teugoeh Putra (Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya