Langgam.id - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumatra Barat (Sumbar) Sengaja Budi Syukur meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar mendorong Pertamina menjual pertalite agar harganya setara dengan premium.
Menurutnya, hal itu harus dilaksanakan dengan tidak adanya lagi premium di Sumbar. Dia berharap agar keinginan tersebut diakomodir pemerintah untuk kelancaran usaha anggota Organda.
"Organda sedang memperjuangkan kepada Pertamina agar menjual pertalite harganya setara dengan premium di Sumbar," katanya, usai Pembukaan Musda XIV Organda Sumbar, Kamis (25/3/2021).
Menurutnya, memperjuangkan hal tersebut butuh dukungan Pemprov Sumbar sehingga pertalite bisa dibeli dengan harga premium khusus untuk kendaraan umum.
Ia melanjutkan, penjualan pertalite setara harga premium sudah berlaku di beberapa kota di Pulau Jawa, sedangkan di Sumatera baru di Lampung.
"Ini adalah satu PR perjuangan kita agar ini bisa terlaksana sehingga kendaraan angkutan bisa mensubsidi BBM yang murah sehingga biasa operasional turun," katanya.
Baca juga: Organda Sumbar Minta Pembangunan Tol Padang-Pekanbaru Segera Tuntas
Jika tidak tercapai terang Budi Syukur, akibatnya, angkutan umum akan mengusulkan kenaikan tarif. Hal itu nantinya dikhawatirkan akan membebani masyarakat.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Pertamina dan ini akan diperjuangkan," katanya.
Selain itu, meski Pertamina sudah memberi diskon melalui pembelian My Pertamina, menurutnya tidak semua pengusaha transportasi melek teknologi.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menyatakan, Pemprov Sumbar akan mendorong Pertamina untuk menjadikan pertalite seharga premium. Tentu pihaknya akan berkomunikasi dengan pemerintah pusat.
"Saya kira kalau itu berguna untuk mensejahterakan rakyat, kita mesti bekerja sama dan mendorong untuk demikian, kan harga bahan bakar ialah bagian yang menentukan mahal tidaknya ongkos perjalanan," ujarnya.
Membuat harga pertalite setara premium, menurutnya, langkah memudahkan transportasi apalagi di masa sekarang ini. Sekarang ini masih pandemi covid-19, ekonomi berjalan agak lambat.
"Tentu dengan menekan harganya adalah satu upaya, apalagi secara internasional, harga minyak turun. Saya kira ini perlu dipertimbangkan," katanya. (Rahmadi/yki)