Langgam.id — Universitas Andalas (UNAND) terus memperkuat peran sebagai motor penggerak inovasi nasional dengan mendorong hilirisasi riset agar menghasilkan nilai ekonomi nyata bagi masyarakat.
Komitmen itu ditegaskan melalui penyelenggaraan Workshop Pendapatan Kerja Sama yang berfokus pada strategi peningkatan kapasitas institusi dalam mengelola dan mengoptimalkan pendapatan dari kolaborasi riset serta kemitraan dengan industri, pemerintah, dan mitra global.
Kegiatan yang digelar pada Jumat (31/10/2025) tersebut menghadirkan Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset UNAND, Dr. Eng. Muhammad Makky, S.TP., M.Si., sebagai narasumber utama. Diskusi dipandu oleh Arif Ravi Wibowo, S.P., M.Si., dan diikuti peserta dari berbagai perguruan tinggi serta mitra industri.
Dalam paparannya, Dr. Makky menegaskan bahwa hilirisasi riset merupakan kunci utama bagi perguruan tinggi dalam menciptakan nilai tambah ekonomi. Menurutnya, keberhasilan inovasi tidak cukup hanya dengan riset unggul, tetapi juga menuntut sinergi antara dunia akademik, bisnis, pemerintah, masyarakat, dan media—yang disebutnya dengan konsep ABGCM.
“Keberhasilan hilirisasi tidak hanya bergantung pada kualitas penelitian, tetapi juga pada kolaborasi lintas sektor yang mampu mengubah hasil riset menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual,” ujarnya.
Salah satu contoh konkret keberhasilan hilirisasi di UNAND adalah pengembangan tinta pemilu berbasis tanaman gambir. Produk ini, hasil kerja sama peneliti UNAND dengan industri, berhasil menembus pasar nasional dan menjadi bukti bahwa hasil penelitian kampus dapat memberikan nilai ekonomi sekaligus manfaat sosial.
Diskusi berjalan dinamis dengan berbagai isu strategis yang dibahas, mulai dari pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pendanaan hilirisasi, pembentukan pusat studi, hingga penguatan jejaring dengan alumni dan dunia usaha.
Dr. Makky menjelaskan, di UNAND pengelolaan HKI dilakukan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), sementara Direktorat Kerja Sama dan Hilirisasi Riset berperan mempercepat proses komersialisasi hasil penelitian agar segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Ia juga memaparkan bahwa UNAND menerapkan tiga skema pendanaan hilirisasi, yaitu kompetisi terbuka, penugasan langsung, dan condiment, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi mitra industri. Skema tersebut memberikan fleksibilitas bagi peneliti dan mitra untuk mempercepat hilirisasi produk inovatif.
Wakil Rektor IV UNAND, Prof. Henmaidi, menilai workshop ini berperan penting dalam memperkuat kapasitas institusi dan strategi peningkatan pendapatan kampus melalui riset terapan. “Hilirisasi bukan sekadar komersialisasi, tetapi membangun sistem yang berkelanjutan agar hasil riset memberi manfaat ekonomi dan sosial,” ujarnya.
Ia menambahkan, pendekatan kolaboratif yang diterapkan Direktorat Kerja Sama dan Hilirisasi Riset merupakan langkah strategis untuk memastikan setiap bentuk kerja sama berdampak langsung pada pengembangan universitas dan kesejahteraan masyarakat.
Selain memperkuat kerja sama riset, UNAND juga menyiapkan langkah konkret untuk memperluas pasar inovasi melalui pameran nasional, inventor camp, serta pengembangan startup berbasis riset. Dr. Makky menuturkan, upaya tersebut tidak hanya meningkatkan pendapatan universitas, tetapi juga memberi dampak ekonomi lokal, seperti meningkatnya nilai jual komoditas gambir setelah riset tinta pemilu dikomersialisasikan.
Kegiatan ini menghasilkan berbagai rekomendasi untuk memperkuat ekosistem hilirisasi di lingkungan perguruan tinggi. Melalui workshop ini, UNAND menegaskan komitmennya untuk terus mendorong inovasi, memperluas kemitraan strategis, serta memperkuat posisi sebagai universitas unggul dalam tata kelola kerja sama dan hilirisasi riset di Indonesia.






