Langgam.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) Resort Agam menangani konflik dengan 3 jenis satwa liar dilindungi dalam sepekan terakhir. Ketiga hewan yang muncul dalam waktu berdekatan itu adalah beruang madu, macan dahan, dan buaya muara.
Kepala BKSDA Resor Agam Ade Putra mengatakan penanganan sedang dilakukan pihaknya terhadap konflik dengan beruang madu. BKSDA Resor Agam saat ini sudah memasang perangkap di lokasi kemunculan hewan dengan Helarctos malayanus tersebut.
Beruang madu tersebut muncul di kawasan Jalan Raya Kelok 44, tepatnya di Kubuak Jorong Kuok Tigo Koto, Nagari Matur Mudiak, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumbar.
Hewan itu muncul pada Minggu (16/11/2020) siang dan malam hari. Keberadaan beruang tersebut belum diketahui, tapi yang terbaru ada informasi kemunculannya dari masyarakat di lokasi lain.
"Perangkap sudah di pasang, dan sampai saat ini belum ada masuk perangkap, ada muncul, tapi lokasinya jauh di Jorong Sidang Tangah. Kita tidak tahu apakah beruang yang sama atau tidak," katanya, Sabtu (21/11/2020).
Penanganan selanjutnya juga dilakukan pemasangan perangkap besi di Jorong Paraman, Nagari Sipinang, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam sejak Rabu (18/11/2020). Lokasi tersebut merupakan tempat munculnya macan dahan.
Baca juga: Satwa Liar yang Terkam 3 Kambing di Agam Ternyata Macan Dahan
Pemasangan perangkap tersebut untuk menindaklanjuti laporan warga adanya satwa liar yang menyerang ternak warga pada Minggu, (16/11/2020). Setelah tiga hari perangkap dipasang, ditemukan jejak kaki hewan dengan nama latin neofelis diardi tersebut.
"Jejak tersebut ditemukan sekitar 1 kilometer meter dari perangkap besi yang dipasang, perangkap kita pasang sampai 7 hari sejak kita pasang," katanya.
Diketahui sebelumnya, tiga ekor ternak kambing milik warga ditemukan mati di Jorong Paraman, Nagari Sipinang, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Dari hasil identifikasi, kematian kambing tersebut akibat satwa langka dilindungi jenis macan dahan.
Baca juga: Perlawanan Taher Selamatkan Nyawa dari Gigitan Buaya di Agam
Selain itu, BKSDA Agam juga sedang menangani konflik dengan buaya, pasca diserangnya seorang warga bernama Muhammad Taher (37) yang merupakan warga Padang Koto Marapak, Nagari Silareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Ia diserang buaya muara saat menangkap ikan di Sungai Batang Nanggang, Kamis (19/11/2020).
Namun BKSDA belum bisa sepenuhnya penanganan di lokasi kemunculan buaya, sebab di lokasi masih hujan. Hujan akan memperbesar debit air dan memperluas ruang gerak buaya.
"Jadi untuk beruang ada laporan muncul di sekitar lokasi, kalau macan dahan ditemukan jejak sekitar lokasi, tetapi kini kami harus bergeser ke buaya, jadi masih sering bergerak, tapi karena masih hujan kami belum bisa ke TKP," katanya.
Dalam penanganan di tiga lokasi ini pihaknya menurunkan 5 orang personil yang juga dibantu babinkhantibmas dan warga sekitar. Selain itu juga dipasanang 2 perangkap di dua lokasi. Kemudian juga dipasang 5 kamera trap.
"Kalau kendalanya cuaca sering hujan, ada juga akses beberapa lokasi yang sulit untuk dilalui kendaraan," katanya. (Rahmadi/ABW)