Langgam.id - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-38 tingkat Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) resmi dibuka di Lapangan Merdeka, Kota Solok, Sabtu, (15/6/2019) malam.
Beragam atraksi islami dan tradisional ditampilkan dalam pembukaan yang dihadiri Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI Muhammadiyah Amin itu.
Mulai dari pertunjukan marching band, atraksi randai, hingga pawai seluruh kafilah MTQ dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar turut menghidupkan malam Kota berjuluk "Serambi Madinah" itu.
Dari sekian banyak atraksi di pembukaan MTQ ke-38 itu, pesta kembang api menjadi momentum yang sedikit dipertanyakan berbagai kalangan. Bahkan, ada yang menyebut, kemeriahan pembukaan MTQ seperti penyambutan tahun baru Masehi.
"Saya heran juga. Kok pembukaan MTQ pakai marcon kembang api segala. Tapi untungnya nggak pakai terompet," kata Wulan (20), seorang warga Solok yang sempat merekam pelepasan kembang api di lapangan Merdeka tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar Gusrizal Gazahar turut mengomentari kemunculan kembang api di pembukaan MTQ tingkat Provinsi tersebut.
"Tidak lazim saja. Alangkah baiknya kalau diiringi dengan penampilan yang membuat orang dekat dengan Alquran," kata Buya Gusrizal kepada langgam.id, Minggu (16/6/2019).
Gusrizal berpendapat, pembukaan MTQ ke-38 yang dilangsungkan di Kota Solok hanya menggambarkan kemeriahan dan kemegahan. Namun, tidak pada esensi syiar Islam yang disampaikan dalam kegiatan tersebut.
"Saya tak menangkap pesan syiar yang ingin disampaikan melalui acara seperti itu. Apalagi kalau dikaitkan dengan Alquran al-Kariim," tegas Buya lulusan Al-Azhar itu. (Irwanda/Rahmadi/RC)