Langgam.id - Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam, Iswan Hendri mengatakan permintaan daging sapi menurun sejak diberlakukannya larangan mudik.
Ia mengatakan, menurunnya permintaan atau daya beli masyarakat mengakibatnya berkurangnya jumlah sapi yang dipotong pedagang.
“Banyak pedagang kita memberi alasan, karena perantau tidak begitu banyak pulang kampung sehingga mereka mengurangi memotong. Akibat dari berkurangnya sapi yang dipotong, maka harga juga akan naik,” jelasnya.
Biasanya, kata Iswan, apabila perantau banyak pulang, maka masyarakat atau keluarga di kampung akan melebihkan membeli daging untuk dikonsumsi saat lebaran bahkan ada yang dibawa ke rantau.
Baca juga: Cegah Covid-19, Pemkab Agam Tutup Objek Wisata Selama Libur Lebaran
Iswan menerangkan, berkurangnya jumlah sapi yang dipotong terjadi sejak pandemi melanda. Dari data yang diperolehnya di lapangan, sapi yang akan dipotong tahun ini diperkirakan sebanyak 452 ekor, dibanding pada 2020 sebanyak 463 atau turun sekitar 0,98 persen.
Sedangkan pada 2019 jumlah hewan potong jauh lebih tinggi, sebanyak 668 ekor.
Diketahui, harga daging sapi biasanya sekitar Rp120 ribu per kilogram, namun kini menjadi Rp130 ribu hingga Rp 140 ribu per kilogram.
“Ini berdasarkan pantauan kita di pasar tradisional Tanjung Raya dan Lubuk Basung. Untuk Tanjung Mutiara, kita belum bisa pastikan harganya,” jelasnya.(*/Ela)