Langgam.id - Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mendorong setiap penetapan benda cagar budaya terlebih dahulu melalui mekanisme akademik.
Ketua MSI Sumbar Wannofri Samry menyampaikan keberadaan lembaga berhimpunnya parasejarawan lokal di Sumatera Barat hendaknya turut andil dan berkontribusi serta partisipasi aktif.
"Mengingat dari beberapa isu sentral yang berkembang, seperti viralnya rumah singgah Presiden Soekarno di Jalan A Yani, yang diperbincangkan juga perlu didudukkan secara akademik."
"Hal itu tentu saja, mau tak mau melibatkan sejarawan, serta penetapan objek yang menjadi cagar budaya, perlunya input dan saran akademik dari sejarawan itu sendiri," papar Wannofri, saat audiensi dengan Kepala Dinas Kebudayaan Syaifullah serta didampingi Sekretaris Dinas, Yayat dan para kepala bidang (Kabid) di antaranya, Aprimas serta Mardison, Fadli dan beberapa staf lainnya, di ruang kerja Kadis Kebudayaan Sumbar, kawasan wisata Pantai Padang, Provinsi Sumatera Barat pada Selasa (7/3/2023) lalu.
Sedangkan, Wannofri didampingi Sekretaris Sudarman serta humasnya, Emil Mahmudsyah dan Wakil Komisariat MSI Kota Padang, Yose Hendra, termasuk seorang anggota lainnya, dalam kunjungan mengulas akan pentingnya fungsi dan melibatkan sejarawan dalam menerapkan program kerja (Proker) dari organisasi perangkat daerah (OPD).
Pada kesempatan sama, Syaifullah menyambut baik maksud dari kunjungan pengurus MSI Sumbar untuk beraudiensi tersebut.
Menurutnya, sejauh ini pihaknya memang mengajak segenap elemen dan unsur dari latar belakang disiplin keilmuan guna bersinergi dalam melaksanakan program kerja OPD Dinas Kebudayaan Sumbar.
"Kami tentunya akan menerapkan program kerja di dinas (Kebudayaan), termasuk bersinergi dengan kalangan sejarawan yang terhimpun dalam Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Sumatera Barat. Momentum ini menjadi langkah yang baik," tandasnya.