Mohammad Sjafei, Pejuang Pendidikan di Zaman Penjajahan dari Ranah Minang

Mohammad Sjafei, Pejuang Pendidikan di Zaman Penjajahan dari Ranah Minang

Seminar bertema “Relevansi pemikiran Engku Muhammad Sjafei untuk Pendidikan Nasional” di Aula Gubernuran Sumbar (Foto: Rahmadi)

Langgam.id – Selain banyak melahirkan pejuang dalam pergerakan nasional, Sumatra Barat (Sumbar) juga memiliki salah satu tokoh pejuang dalam dunia pendidikan di zaman kemerdekaan. Namanya Mohammad Sjafei (1896-1969). Ia dikenal sebagai pendiri Institut Nasional Sjafei (INS) Kayu Tanam di Padang Pariaman.

Hal ini disampaikan Guru Besar sejarah Universitas Negeri Padang (UNP) Mestika Zed dalam seminar bertema “Relevansi pemikiran Engku Muhammad Sjafei untuk Pendidikan Nasional” di Aula Gubernuran Sumbar, Selasa (27/8/2019).

Mestika menjelaskan, di zaman kolonial, Engku Sjafei sudah berani melawan model pendidikan pemerintahan Belanda. Saat itu, sistem pendidikan Belanda mencetak manusia sebagai pekerja dan pegawai untuk pemerintahan Belanda.

“Pendidikan pemerintah kolonial untuk mencetak kaum priyayi, penyangga status quo pemerintah colonial,” katanya.

Engku Sjafei memilih cara berbeda. Ia menciptakan anak-anak untuk jadi pegawai negeri. Ia membentuk pendidikan yang memerdekakan dan tidak sekadar bicara merdeka dari kebodohan. Namun merdeka dalam arti yang sedalam-dalamnya.

“Universal. Sesuai dengan fitrah manusia dan sesuai dengan spirit perjuangan bangsa pada pada zaman dahulu,” jelasnya.

Menurut Mestika, merdeka tentu saja bebas dari penjajahan kolonial. Hal itulah yang ditanamkan kepada peserta didik. Kemerdekaan juga harus bebas dari ketakutan dan tekanan.

Apalagi, di era itu, pendidikan lekat dengan politik. Hal ini yang kemudian memebentuk kesadaran kebersamaan persatuan dan kepedulian. “Rasa nasionalisme menyebabkan adanya rasa tanggung jawab kepada masyarakat bangsa dan seterusnya,” katanya.

Engku Sjafei memiliki nilai-nilai pendidikan. Diantaranya, alam takambang jadi guru. Kemudian, jadilah engkau menjadi engkau. Lalu, jangan meminta buah mangga pada pohon rambutan dan mintalah semua pohon agar berbuah manis. Ada juga, dan Sehari selembar benang, lama lama menjadi selembar kain.

“Sekolah yang ingin dibentuk Engku Sjafei adalah sekolah yang memerdekakan jiwa dan kreativitas anak-anak yang menumbuhkan watak bangsa, yang merdeka, rajin, giat, dan produktif untuk merubah nasib rakyat,” tuturnya.

Wakil Presiden ke-6 Indonesia Try Sutrisno yang ikut menghadiri seminar itu mengatakan, generasi Indonesia tidak boleh meninggalkan khazanah bangsa yang begitu banyak dari pemikiran para tokoh-tokohnya.

“Gali semua dari seluruh daerah pemikiran bangsa ini, terutama soal pendidikan,” katanya.

Ia mengatakan hal tersebut sesuai dengan pemikiran Engku Sjafei, bahwa pendidikan harus bisa membangun manusia sejati. Apalagi, pemikiran itu sudah ada sejak zaman dahulu.

“Tadi istilahnya jadilah engkau ya engkau, kalau mangga jadi mangga, kalau durian jadi durian, tetapi jadilah yang paling manis, itu nilainya positif sekali,” katanya.

Menurutnya, maju dan mundur sebuah bangsa dipengaruhi oleh pendidikan bangsa itu sendiri. Ia mengajak setiap orang bisa menjadi dirinya sendiri. Indonesia memiliki sangat banyak sekali konsep pendidikan.

“Yang boleh berubah itu metodenya, kalau filososinya itu Indonesia jagoan, kita ahlinya,” katanya. (Rahmadi/RC)

Baca Juga

Pemprov Sumbar Salurkan Rp9 Miliar untuk Bonus Atlet dan Pelatih Berprestasi
Pemprov Sumbar Salurkan Rp9 Miliar untuk Bonus Atlet dan Pelatih Berprestasi
Konferensi Wakaf Internasional (KWI) resmi dibuka pada Sabtu (15/11/2025) di Ballroom Hotel Truntum Padang. Pembukaan KWI ditandai dengan
Menag Harap Sumbar Jadi Barometer Pemberdayaan Wakaf di Indonesia
Gubernur Mahyeldi: Wakaf Harus Jadi Penggerak Ekonomi Umat
Gubernur Mahyeldi: Wakaf Harus Jadi Penggerak Ekonomi Umat
Pemprov Sumbar Masifkan Gerakan Keuangan Syariah Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Pemprov Sumbar Masifkan Gerakan Keuangan Syariah Dorong Pertumbuhan Ekonomi
3 Daerah di Sumbar Jadi Lokasi Sekolah Rakyat, Lima Puluh Kota Resmi Bergabung
3 Daerah di Sumbar Jadi Lokasi Sekolah Rakyat, Lima Puluh Kota Resmi Bergabung
Wagub Sumbar, Vasko Ruseimy bersama Bupati Limapuluh Kota, Safni dan Bupati Solok, Jon Firman Pandu, mendatangi Kementerian PUPR
Pastikan Percepatan Program Sekolah Rakyat, Wagub Sumbar Sambangi Kementerian PUPR