Langgam.id - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menjadi inspektur upacara Peringatan Peristiwa Situjuah ke-70 di Lapangan Chatib Sulaiman, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar), Selasa (15/1/2019).
Dalam sambutannya, Moeldoko mengatakan, upacara yang dilaksanakan tepat 70 tahun ini untuk mengenang peristiwa besar, penting, dan sakral dalam mengusir penjajah, sehingga semangat patriotisme yang ditunjukkan bisa memberikan inspirasi, pada anak bangsa.
“Saya merasakan saat peristiwa itu terjadi. Kita petik peristiwa ini, untuk kemajuan bangsa,” katanya dihadapan sekitar 5.000 orang yang memenuhi lapangan tempat upacara.
Moeldoko menggarisbawahi, tanah Minang memberi banyak sumbangan sejak masa kemerdekaan sampai saat ini. Ia pun mengutip ucapan Bung Hatta: “Pahlawan yang setia, bukan dikenal namanya, tapi untuk cita-cita bangsanya.”
Menurutnya, filosofi ucapan tersebut sungguh sangat dalam. Bahwa, setiap perjuangan memiliki nilai untuk kelangsungan sebuah bangsa.
Panglima TNI periode 2013-2015 ini pun berharap semangat heroik tersebut, tidak hanya berhenti dalam sebuah upacara. Namun diteruskan dan diwariskan kepada generasi muda, bahwa nilai-nilai kejuangan tidak boleh luntur.
Begitu besarnya peran orang Minang dalam percaturan membangun bangsa, Moeldoko menggarisbawahi dua hal yang bisa menjadi bahan renungan.
Pertama, orang Minang, ikut menentukan pejuang bangsa Indonesia. Kedua, orang Minang harus ikut menentukan masa depan bangsa Indonesia.
Moeldoko juga mengingat Buya Hamka yang selalu menyuarakan hal-hal yang sejuk. “Apa yang diucapkan beliau, masuk dalam pikiran dan hati saya. Jadi sampaikan hal-hal yang benar dan bijak. Karena suara kebenaran akan dikenang dan dipedomani selama-lamanya.”
Kepala Staf Kepresidenan juga menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo, yang tak bisa hadir karena ada keperluan lain.
Sementara itu, Bupati Lima Puluh Kota Irfendi Arbi mengajak masyarakat untuk bersyukur. "Peringatan ini menjadi momentum menghormati jasa para pahlawan, sekaligus menjadi kesempatan setiap elemen bersatu untuk membangun," katanya.
Dalam upacara ini juga diberikan berbagai penghargaan kepada aparat TNI, Polri, dan sipil yang berprestasi di berbagai bidang. Sebelum diakhiri, dipertunjukkan tarian kolosal 1.000 orang yang menggambarkan semangat kebersamaan, persatuan, dan cinta Tanah Air.
Sebagai rangkaian upacara peringatan Situjuah ke-70 dilakukan upacara dan tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan, tempat 9 orang yang gugur dimakamkan tak jauh dari lokasi mereka diserang oleh Belanda.
Kepala Staf Kepresidenan bertindak selaku inspektur upacara. Sementara Wakil Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Arcandra Tahar yang hadir dalam kesempatan tersebut, memimpin doa.
Selain Moeldoko dan Archandra, upacara juga dihadiri Komisaris Utama Bank BRI Andrinof Chaniago, Kapolda Sumbar Komjen Fakhrizal, Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi serta pejabat sipil dan militer Sumbar, Lima Puluh Kota dan Payakumbuh.
Dalam siaran pers terpisah, Wali Nagari Situjuah Batua DV Dt Tan Marajo menyampaikan harapan agar pemerintah merenovasi makam pejuang PDRI di Situjuahbatua, Situjuah Banda Dalam dan Situjuah Gadang.
"Untuk makam di Lurah Kincia, Situjuah Batua, tempat terjadinya Peristiwa Situjuah, kami harapkan, agar dijadikan kawasan cagar sejarah dan dibangun diorama yang mengambarkan perjuangan rakyat," katanya.
Menanggapi itu, Moeldoko meminta Pemkab Limapuluh Kota melalui Dinas Sosial, segera melaporkan dan menyurati Kementerian Sosial (Kemensos) yang memiliki anggaran untuk renovasi makam pahlawan. (HM)