Mitologi Yunani: Dari Khaos hingga Kekuasaan Olympians

Oleh: Muhammad Rizky Wahhabbi

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasannya, alangkah baiknya kita mengetahui arti dari mitologi terlebih dahulu. Apa itu mitologi? Mitologi adalah kumpulan cerita, kepercayaan, dan simbol yang berkaitan dengan dewa, makhluk supernatural, serta asal usul dunia dalam suatu budaya masyarakat.

Semuanya diawali dari kekosongan atau void, yang kemudian mengalami kekacauan, yang disebut dengan Khaos (dibaca "kh-a-oss"). Kekacauan ini berlangsung lama, dan dari Khaos lahirlah generasi pertama yang biasa disebut sebagai The Primordials.

Siapa yang muncul pertama kali dalam generasi ini? Namanya adalah Gaea (dewi primordial bumi). Bumi dianggap sebagai awal dari dewa-dewi mitologi Yunani. Gaea dianggap sebagai ibu dari bumi, karena dialah yang menciptakan planet kita, bumi.

Kemudian, seperti halnya Gaea, dari Khaos muncul lagi makhluk primordial yang dinamakan Tartarus (dewa primordial jurang) atau neraka. Tartarus melihat ke bumi dan memutuskan untuk menggali sangat dalam, menjadikan bumi sebagai rumahnya. Dia memutuskan untuk tinggal di bagian terdalam bumi, yang kita kenal sebagai alam Tartarus, sesuai dengan namanya.

Lalu, apa perbedaan Tartarus dengan Underworld kekuasaan Hades? Secara sederhana, Tartarus berada lebih dalam lagi, dan jaraknya dengan Underworld ibarat langit dan bumi. Di masa depan, Tartarus dijadikan tempat penyiksaan atau yang kita sebut dengan neraka. Setelah itu, muncul makhluk primordial ketiga, yaitu Nyx (dewi primordial malam), dan yang terakhir yang muncul dari Khaos adalah Erebus (dewa primordial kegelapan).

Singkat cerita, Nyx langsung jatuh cinta pada Erebus, bisa disebut sebagai cinta pada pandangan pertama, dan mereka memiliki keturunan bernama Aether (dewa primordial cahaya) dan Hemera (dewi primordial hari). Jadi, muncul yang gelap dahulu, baru yang terang. Ada satu kutipan: "Tak ada yang muncul setelah kegelapan selain cahaya." Di sisi lain, Gaea merasa sangat kesepian. Tanpa melalui proses kawin, Gaea melahirkan keturunan. Karena ini mitos, bayangkan saja bagaimana Gaea melahirkan tanpa proses kawin.

Lanjut, anak Gaea yang lahir adalah Uranus (dewa primordial langit). Dia menguasai dan menciptakan langit yang membentang mengelilingi bumi. Kemudian, Gaea juga melahirkan Ourea (dewa primordial gunung) dan anak ketiganya, Pontus (dewa primordial laut). Inilah generasi pertama dalam mitologi Yunani, The Primordials. Anak-anak mereka inilah yang akan masuk dalam generasi kedua, yang disebut dengan The Titans.

Uranus ingin menjadikan Gaea sebagai istrinya dan membuktikan bahwa dia setara dengan Gaea. Dalam mitologi Yunani, sering terjadi hubungan incest (hubungan sedarah), jadi bisa dibilang mereka ini adalah "anakku adalah suamiku", seperti Uranus, yang adalah anak sekaligus suami Gaea (jangan ditiru). Dari hubungan tersebut, mereka menghasilkan 12 keturunan yang disebut generasi Titan, terdiri dari 6 laki-laki dan 6 perempuan.

Enam laki-lakinya adalah Oceanus (titan laut), Coeus (titan kecerdasan), Crius (titan rasi bintang), Hyperion (titan cahaya), Iapetus (titan kematian), dan Cronos (titan waktu). Sementara yang perempuan adalah Theia (titan penglihatan), Rhea (titan keibuan), Themis (titan hukum ilahi), Mnemosyne (titan ingatan), Phoebe (titan peramal), dan Tethys (titan air tawar).

Mereka berkeliaran menyusuri bumi. Setelah waktu yang cukup lama, Uranus dan Gaea menghasilkan keturunan lagi, namun kali ini anak-anaknya tidak segagah sebelumnya. Mereka melahirkan tiga Cyclops dan tiga Hecatoncheires. Hecatoncheires adalah makhluk dengan seratus tangan dan lima puluh kepala.

Meskipun anak-anak ini berbeda dari sebelumnya, Gaea sangat menyayangi mereka. Namun, tidak demikian dengan Uranus. Uranus tidak mengakui mereka sebagai anak-anaknya, dan saking bencinya, dia mengurung mereka di Tartarus.

Dengan hati yang sedih bercampur amarah, Gaea tidak suka melihat perlakuan Uranus dan memutuskan untuk membalas dendam. Gaea pergi ke sebuah gunung dan membuat senjata berbentuk sabit, lalu mengumpulkan para Titan untuk menggulingkan Uranus dari kekuasaannya.

Setelah bertanya kepada para Titan, tak satu pun yang berani kecuali Cronos, yang dengan berani menghadapi ayahnya. Namun, niat sebenarnya Cronos bukanlah membalas dendam untuk ibunya, melainkan merebut kekuasaan ayahnya.

Cronos menerima sabit dari ibunya, lalu pergi ke tempat Uranus. Saat Uranus tertidur, Cronos memotong alat kelamin ayahnya, dan Uranus menyemburkan darah. Darah Uranus menciptakan Nymphs (peri) dan Furies (dewi pembalasan). Cronos kemudian membuang alat kelamin Uranus ke laut, dan dari alat kelamin tersebut terciptalah Aphrodite (dewi kecantikan).

Cronos dikutuk oleh ayah dan ibunya bahwa dia akan bernasib sama. Kemudian, Cronos menikah dengan Rhea dan menghasilkan keturunan berikutnya yang disebut The Olympians. Saat Rhea hendak melahirkan, Cronos teringat sumpah yang dilontarkan oleh orang tuanya.

Setiap kali Rhea melahirkan, Cronos memakan anak-anaknya karena takut akan sumpah tersebut. Rhea, yang tidak tahan melihat anak-anaknya dimakan oleh Cronos, menyembunyikan Zeus ketika melahirkan, dengan menggantinya dengan batu.

Zeus dipindahkan ke sebuah pulau bernama Crete dan dibesarkan oleh para Nymphs. Zeus menikah dengan Metis, anak dari Oceanus, dan Metis memberinya ramuan untuk melawan Cronos. Zeus berpura-pura menjadi pelayan ayahnya, lalu menuangkan ramuan tersebut ke dalam minuman Cronos, sehingga Cronos muntah-muntah, termasuk memuntahkan saudara-saudara Zeus yang pernah dimakannya.

Saudara-saudara Zeus yang bersifat abadi itu dimuntahkan dalam keadaan dewasa dan kuat. Mereka bersatu untuk mengalahkan ayahnya, dan Cronos pun dikurung di Tartarus. Perang ini berlangsung bertahun-tahun, yang dinamakan Perang Titanomakhia. Zeus kemudian diberi saran oleh Gaea untuk melepaskan para Cyclops dan Hecatoncheires.

Sebagai tanda terima kasih, Gaea memberikan hadiah kepada Hades, Poseidon, dan Zeus berupa helm kegelapan, trisula, dan petir. Pada akhirnya, para Olympians menang dan para Titan dipenjara di Tartarus. Beberapa juga dihukum, seperti Atlas yang harus menopang langit selamanya.

Penulis: Muhammad Rizky Wahhabbi (Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi)

Baca Juga

Partisipasi politik merupakan bentuk kegiatan atau aktivitas warga negara yang bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan politik pada suatu
Tantangan Partisipasi Politik di Era Digital
Feodalisme yang umumnya dalam diskursus selalu dikaitkan pada struktur sosial abad pertengahan, di mana kekuasaan dan hak istimewa
Parasit di Perguruan Tinggi Itu Bernama Feodalisme
Kita sering mendengar tokoh-tokoh seperti Snouck Hurgronje, Ignaz Goldziher, Arthur Jeffery dan lain-lain, dalam diskursus yang kita lakukan
Orientalisme: Penelitian atau Hegemoni Terselubung atas Dunia Timur?
Partisipasi Politik Kaum Muda: Tantangan dan Peluang dalam Demokrasi Modern
Partisipasi Politik Kaum Muda: Tantangan dan Peluang dalam Demokrasi Modern
Pendidikan Politik: Bijak Menerima Informasi Politik di Media Sosial
Pendidikan Politik: Bijak Menerima Informasi Politik di Media Sosial
Pemanfaatan Teknologi Berkelanjutan: ESG Sebagai 'Pokok' Industri 5.0
Pemanfaatan Teknologi Berkelanjutan: ESG Sebagai 'Pokok' Industri 5.0