Langgam.id - Mestika Zed telah tenang di peristirahatan terakhirnya. Ahli sejarah asal Sumatra Barat (Sumbar) itu dimakamkan di kampung halamannya di Batu Hampar, Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (1/9/2019) siang.
Sebelumnya, almarhum Mestika Zed dilepas dan disalatkan di Universitas Negeri Padang (UNP) yang dihadiri para kolega, sahabat dan mahasiswa. Rektor UNP Ganefri pun turut melepas jenazah Mestika Zed.
Saat jenazah almarhum dimandikan di rumah duka di di Komplek DPRD Lapai Nomor 34, Gunung Pengilun, Kota Padang, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit turut melayat dan ikut mendoakan kepergian sejarawan Indonesia itu.
Politisi Gerindra itu mengaku telah lama mengenal sosok Mestika Zed. “Saya sudah sangat lama kenal dengan beliau. Sejak saya jadi Bupati Pesisir Selatan. Beliau memang ahli di bidang sejarah, santun, baik dan tidak susah dihubungi. Kapan pun dijawab, dan respon sangat bagus,” kenang Nasrul Abit kepada langgam.id.
Almarhum Mestika Zed merupakan guru besar yang sangat merakyat, membimbing, membina serta memberikan pemahaman dengan baik kepada mahasiswa. Khususnya, ilmu tentang sejarah Minangkabau.
“Beliau tidak sombong. Almarhum memberikan pemahaman tentang sejarah Minangkabau dan juga bidang adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,” ujarnya.
Nasrul Abit mengaku terakhir bertemu Mestika Zed di UNP beberapa bulan belakangan. Sebelumnya, Nasrul juga sempat berkomunikasi dan membicarakan tentang sejarah dan budaya Sumbar.
“Kami bicara tentang bagaimana sejarah budaya dan sejarah Sumbar. Apa yang harus kita lakukan dengan era globalisasi ini. Generasi kita tantangannya adalah digital. kita tidak bisa menghindari 4.0 sudah di depan mata dan sekarang sudah mulai,” katanya.
"Nah bagaimana beliau melihat proses ini, bagaimana bisa menanamkan nilai budaya adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah kepada anak-anak kita dan generasi muda di Sumbar. Agar mereka tidak larut dengan kemajuan teknologi tapi tetap mempunyai akar budaya yang kuat," sambung Nasrul Abit.
Mewakili Pemerintah Provinsi Sumbar, Nasrul Abit mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Ia mengaku, banyak kerja sama yang dilakukan bersama Mestika Zed yang belum terselesaikan.
“Kerja sama kami dengan beliau yang belum selesai adalah membukukan tentang sejarah Minangkabau. Ini masih sedang dalam proses dengan beliau. Tapi beliau sudah meninggal kita. Tapi tetap kita lanjutkan dengan tokoh sejarawan lainnya di Sumbar,” katanya.
Bagi Nasrul Abit, jasa Mestika Zed semasa hidup, sangat bermanfaat. Kepergian almarhum merupakan duka Sumbar dan Indonesia. Ia berharap lahirnya Mestika Zed berikutnya dari Sumbar.
“Ilmu beliau, karangan bukunya dan seminar lain-lain sangat bermanfaat. Kami sangat kehilangan seorang tokoh besar. Tapi Allah berkehendak lain, semoga beliau diterima semua amal ibadah diterima dan dosa diampuni sehingga masuk surga jannatul Naim," pungkasnya.
Seperti diketahui, Mestika Zed menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Minggu (1/9/2019) sekitar pukul 08.40 WIB. Almarhum tutup usia pada 64 tahun dan meninggalkan seorang istri bernama Wahyuni Amir. (Irwanda/RC)