Langgam.id - Secara administrastif, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat (Sumbar) baru akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-16 tanggal 7 Januari 2020. Namun sesungguhnya, ratusan tahun sebelumnya, nama Dharmasraya sudah tercatat dalam berbagai sejarah.
Salah satu catatan sejarah yang mematri nama Dharmasraya adalah Arca Amogaphasa yang kini disimpan di Museum Nasional bersama Arca Bhairawa. Keduanya ditemukan di Dharmasaya sebagai bukti sejarah besar di masa lalu. Selain itu, ada juga termuan artefak kuno hingga bekas candi di beberapa tempat. Diantaranya, situs Padang Roco dan Pulau Sawah.
Arca Amogaphasa menjadi titik penting dalam sejarah itu. Sebab, Arca tersebut hadiah dari Raja Singosari Kertanegara kepada Raja dan masyarakat Dharmasraya yang dibawa dalam ‘Ekspedisi Pamalayu’ pada 22 Agustus 1286.
Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Ekspedisi Pamalayu adalah penaklukan Singosari atas Sumatra. Sementara, sebagian lainnya menilai hal itu sebagai ekspedisi persahabatan untuk menjalin persatuan. Pembahasasn silang pendapat itu diserahkan kepada sejarawan dan ahli dalam forum ilmu pengetahuan.
Namun yang pasti, Dharmasaya memiliki peradaban masa lalu. Hal ini terlihat dari sejumlah peninggalan sejarah dan budaya. Seperti candi di Pulau Sawah dan Padang Roco. Beberapa kerajaan dengan beragam peninggalan, juga masih eksis hingga hari ini. Diantaranya, Kerajaan Pulau Punjung, Siguntur, Padang Laweh dan Koto Besar.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, beragam peninggalan sejarah itulah yang menginspirasi Pemkab Dharmasraya menggelar kegiatan yang dibungkus dalam ‘Festival Pamalayu’. Festival ini digelar maraton selama hampir lima bulan. Mulai tanggal 22 Agustus 2019 dan berakhir 7 Januari 2020 atau bertepatan dengan HUT ke-16 Kabupaten Dharmasraya.
Menurut Sutan Riska, festival ini ingin mengembangkan nilai-nilai persatuan dan persahabatan antar dua kerajaan besar di masa lalu. “Nilai-nilai kebaikan terus berlanjut hingga ke masa Islam dengan eksistensi beberapa kerajaan di Dharmasraya yang masih hidup hingga kini,” ujar Sutan Riska dalam konfrensi pers yang digelar di salah satu hotel di Kota Padang, Senin (19/8/2019).
Penyelenggaraan kegiatan ini, lanjut salah satu inisiator Festival Pamalayu itu, berkolaborasi dengan Langgam Institute. Lantas, sengaja dibuka tanggal 22 Agustus karena bertepatan dengan peristiwa Ekspedisi Pamalayu.
“Penutupan atau puncak acaranya tanggal 7 Januari 2020. Tepat di HUT ke-16 kabupaten yang diresmikan pada 7 Januari 2004 lalu,” kata politisi PDI-P itu.
Festival Pamalayu adalah agenda perdana yang diselenggarakan Pemkab Dharmasraya secara besar-besaran dalam rentang waktu panjang. Festival ini juga menggelar diskusi yang melibatkan masyarakat serta atraksi di alam Dharmasraya. Muaranya tentu agar Dharmasyara menjadi destinasi.
Tersebab itu, kata Sutan Riska, festival ini bertema ‘Merayakan Dharmasraya’. Artinya, festival ini mengajak semua orang. Baik pemerhati Dharmasraya hingga khalayak ikut larut dalam denyut agenda Festival Pamalayu.
“Dharmasraya bukan saja punya potensi sejarah dan budaya, tapi juga beragam objek wisata yang pantas untuk dikunjungi. Apalagi posisi Dharmasraya sangat strategis yakni di jalan lintas tengah Sumatra,” ujar Sutan Riska.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sutan Henri menambahkan, Festival Pamalayu adalah ajang pariwisata yang memiliki semangat menggali, mengkaji dan memanfaatkan sejarah Kabupaten Dharmasraya.
Dalam rangkaian Festival Pamalayu, secara tidak langsung dilaksanakan upaya penggalian sejarah, dengan beragam metode seperti, jurnalis trip, lomba penulisan, poto dan pembuatan vlog terkait dengan sejarah Dhamasraya dan Ekspedisi Pamalayu, pameran artefak kuno, serta Karnaval Arung Pamalayu.
Selain itu, Festival Pamalayu juga menggelar acara yang melibatkan semua masyarakat seperti jalan sehat, pawai hari jadi Dharmasraya, dan pesta rakyat.
Sutan Henri berharap seluruh masyarakat bersama-sama menyukseskan festival Pamalayu yang dari kegiatan ini akan mengenalkan Dharmasraya tidak hanya dimata Indonesia saja tetapi juga dimata dunia.
“Kesuksesan Festival Pamalayu tentu tidak lepas dari keikutsertaan masyarakat. Maka kita mengajak seluruh masyarakat Dharmasraya dan juga Sumbar, meramaikan festival terbesar di Sumatra Barat ini,” katanya. (OSH/RC)