Langgam.id - Semakin dekatnya hari pemilu pada 17 April nanti, berita hoaks terus meningkat, terutama berita hoaks yang berkaitan dengan pemilihan presiden.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, berita hoaks secara signifikan menjelang pemilu berdasarlan data yang telah divalidasi oleh Kemenkominfo. Rudi menyebutkan hal itu saat kuliah umum di Auditorium Universitas Negeri Padang, Kamis, (11/4/2019).
"Hoaks, saya prihatin, karena jumlahnya semakin meningkat. Kita sebutkan hoaks karena sudah dilakukan identifikasi, validasi, dan diverifikasi baru kita katakan hoaks," kata Rudi.
Rudi menyebutkan beberapa data jumlah berita hoaks yang telah diidentifikasi oleh Kemenkominfo. Pada Agustus 2018 terdapat 25 berita hoaks, kemudian Desember 75 hoaks. Pada tahun 2019 dimulai Januari ada 175 berita hoaks, kemudian meningkat lagi Februari 353 hoaks, terakhir Maret meningkat lagi 453 kali berita hoaks.
"Jadi lonjakannya luar biasa, paling banyak persentasenya sekitar 23 hingga 26 persen berkaitan dengan politik. Tentang politik paling banyak soal pencapresan," kata Rudi.
Saat ditanya mengenai dari kubu mana paling banyak, Rudi mengatakan kedua kubu calon presiden sama-sama diserang oleh berita hoaks. Ia meminta kepada masyarakat jangan memyebarkan hoaks, termasuk kepada anak muda.
"Saya minta kepada siapapun jangan sebarkan hoaks. Kita ini yang gibah saja tidak mendapat pahala apalagi fitnah. Yang lebih bermasalah sekarang hoaksnya mengarah kepada namimah. Namimah itu mengadu domba, menghasut. Kita bukan domba tapi manusia harusnya jangan mau dihasut-hasut," kata Rudi. (Rahmadi/HM)