Langgam.id - Jalan tol Trans Sumatra mulai bercabang mengisi ruas-ruas yang telah ditetapkan hingga akhir bulan lalu. Peresmian operasional Pekanbaru-Dumai, Jumat (25/9), oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), kasatmata jalan tol Trans Sumatra mulai mengkoneksikan Pulau Sumatra dari sisi timur ke barat.
Dumai yang berada di pantai timur Sumatra, tol kemudian direntangkan ke arah tengah Pulau Sumatra, persisnya Pekanbaru. Lalu, berdasarkan peta jalan Tol Trans Sumatra, akan berlanjut ke arah barat yakni Kota Padang, Sumatra Barat, dengan jarak 375 km atau waktu tempuhnya kira-kira 9 jam selama ini.
Dan jika ditarik ke perbatasan Sumbar – Riau di Kabupaten Limapuluh Kota, Pekanbaru hanya berjarak 160 km, atau sekira 3-4 jam perjalanan.
Baca Juga: Tol Trans Sumatra Kian Dekat ke Sumbar
Pada dasarnya, tol Pekanbaru – Dumai, diyakini meningkatkan konektivitas antara ibu kota Provinsi Riau dengan Kota Dumai sebagai kota pelabuhan dengan industri perminyakan dan agribisnis yang maju serta kawasan industri dan perkebunan lainnya.
Bicara jalan tol Trans Sumatra, maka otomatis bicara koneksi Sumatra secara cepat atau meminjam tagline Hutama Karya, ‘Menghubungkan Kebaikan’, sangat penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan di kawasan tersebut.
Adalah Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015, yang menjadi dasar pembangunan tol sepanjang 2074 km ini.
Aturan itu, pemerintah memberi amanat kepada Hutama Karya untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans-Sumatra.
Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.704 km dan menurut rencana akan beroperasi penuh pada 2024.
Sebagai pulau terbesar kedua di Nusantara dengan populasi melebihi 55 juta jiwa, Sumatra memainkan peran penting dalam perekonomian negara.
Dianugerahi beragam potensi alam dan komoditas berlimpah, mulai dari karet, minyak kelapa sawit, kopi, minyak bumi, batu bara, dan gas alam, pada tahun 2015 Sumatera menyumbang 22,21% produk domestik bruto (PDB) Indonesia, terbesar kedua setelah Jawa, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Oleh karena itu, kemajuan dan keberlanjutan perekonomian Sumatera, menurut Hutama Karya sebagai operator jalan tol, akan semakin lancar jika adanya jalan tol.
Jalan tol Trans Sumatra dimulai dari selatan yakni ruas Bakauheni - Terbanggi Besar sepanjang 140 km. Ruas dengan nilai investasi Rp.16,7 triliun ini sudah beroperasi tahun lalu.
Ruas di atas pun sudah bersambung ke Pematang Panggang, lalu ke Kayu Agung, sepanjang 112 km. Ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung, bernilai investasi Rp.10 trilun lebih, dan sekarang sudah beroperasi. Ruas ini menyambungkan Lampung dengan Sumatra Selatan.
Baca Juga: Soal Pembebasan Lahan Tol Padang-Pekanbaru, Walhi Sebut Gubernur Sumbar Arogan
Selanjutnya ruas tol Indralaya - Muara Enim sepanjang 119 km. Ruas tol yang berada di wilayah Sumatra Selatan ini bernilai investasi Rp.24,1 triliun, dengan target beroperasi tahun 2022.
Kemudian ada ruas tol Pekanbaru - Dumai, ruas Indrapura - Kisaran, ruas Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Prapat, ruas Medan - Binjai.
Ruas lainnya, Betung - Jambi, Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu, Binjai - Langsa, Jambi - Rengat.
Ruas Batu Ampar – Hangnadim, ruas Langsa-Lhoseumawe, ruas Lhokseumawe-Sigli, ruas Muala Enim-Lahat-Lubuk Linggau
Ruas Padang-Pekanbaru, ruas Padang-Sicincin, ruas Sigli-Banda Aceh, ruas Palembang-Simpang Indralaya, ruas Rengat-Pekanbaru, ruas Palembang-Tanjung Api Api, ruas Prapat-Taruntung-Sibolga, ruas Rantau Prapat-Kisaran.
Khusus untuk Sumbar, dari 24 ruas tol, ada 2 ruas yakni Padang - Sicincin dan Padang - Pekanbaru. Ruas tol Padang - Sicincin sejauh 36 km, punya nilai investasi Rp.4,7 tiliun. Ruas ini tengah dalam pengerjaan, dengan target operasi 2021.
Baca Juga: Progres Tol Padang–Sicincin 20,49 Persen, Menteri PUPR Targetkan Beroperasi Desember 2021
Ruas tol Padang - Pekanbaru dengan panjang 254,8 km, bernilai investasi Rp.80,4 triliun. Jalan tol memperlancar hubungan Sumbar - Riau ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2025. (Osh)