Mengenal Tradisi Pacu Jawi dan Pengaruhnya Terhadap Pariwisata

Mengenal Tradisi Pacu Jawi dan Pengaruhnya Terhadap Pariwisata

Nur Azizah. (Foto: Dok. Pribadi)

Balapan sapi atau yang disebut pacu jawi ini merupakan satu dari sekian banyknya tradisi, perlombaan, atau permainan yang ada di minangkabau. Pacu jawi sendiri berasal dari kabupaten tanah datar. Pacu jawi merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahunnya secara bergiliran di empat kecamatan yang ada di tanah datar, yaitu kecamatan pariangan, kecamatan rambatan, kecamatan lima kaum, dan kecamatan sungai tarab.

Tradisi ini dilakukan selama empat minggu bergiliran. Tradisi pacu jawi ini sendiri dilakukan di sawah siap panen dan sebelum penanaman selanjutnya yang bertujuan untuk memudahkan para petani mengolah tanah untuk ditanami padi kembali.

Menurut adat, salah satu syarat daerah penyelenggara pacu jawi adalah gunung marapi harus terlihat jelas. Gunung merapi ini dipercaya adalah tempat asal orang minangkabau.Dalam tradisi ini sepasang sapi yang diikat ke sebuah alat bajak dari kayu dan  berlari di lintasan sawah, panjang lintasan dapat dikira-kirakan mulai dari 60 meter 100 meter, hingga 250 meter. Lumpur di lintasan pacu jawi mencapai hingga kedalaman 30 cm. tali yang diikatkan ke sapi dibuat longgar agar sapi-sapi tersebut berlari dengan arah atau kecepatan yang berbeda.

Seorang berdiri dibelakang sebagai JOKI sapi agar tidak berpisah dan supaya sapi dapat berlari lurus sampai ke finish sambil berusaha mengeimbangkan badan agar tidak terjatuh. Tapi tak jarang juga JOKI sapi terjatuh akibat sapi yang sulit di atur. Sapi yang digunakan adalah sapi jantan yang berumur 2 hingga 13 tahun.   

Pacu jawi ini sendiri sebenarnya bukan sebuah ajang perlombaan balapan sapi. sapi hanya berlari secara bergiliran, dan penonton menilai parasapi berdasarkan kecepatan dan kemampuan berjalan lurus. Menurut tradisi, kemampuan sapi untuk berlari lurus ini sangat penting untuk memberi ajaran bahwa yang utama untuk mengajarkan filosofi bahwa yang paling dapat dihargai, adalah yang dapat mengikuti jalan yang lurus.

Memiliki sapi yang kuat dan tangkas dapat menjadi suatu kebanggaan masyarakat daerah setempat. Dan disini jugalah para saudagar sapi dapat memamerkan ketangguhan dan kekuatan sapi sapi-sapinya dan menilai sapi yang unggul. Dan sapi yang dinilai baik oleh penonton  dapat dijual dengan harga diatas harga normal. dan hal ini pula yang menjadi salah satu motivasi para peserta untuk memamerkan sapinya.

Tradisi pacu jawi ini dapat diikuti ratusan sapi, sapi dari negeri penyelenggara maupun dari negeri lain dapat ikut sebagai peserta.pacu jawi tidak hanya sebuah tradisi, tetapi juga dapat membangun silaturahmi dan menjadi ajang hiburan bagi warga setempat. Para penonton menyaksikan acara di tanak kering di pinggir sawah. lumpur di lintasan dapat trciprat ke mana-mana termasuk kea rah penonton. Dan terkadang sapi bahkan berbelok dan berlari kearah penonton, hingga takjarang para penonton mengalami cidera.

Penduduk tanah datar terutama dari empat kecamatan tadi telah menyelenggarakan tradisi ini selama berabad-abad. Dahulunya tradisi ini hanya dilakukan duakali setahun, tetapi dikarenakan siklus panen yang pendek memungkinkan acara ini diselenggarakan dengan lebih sering. Tradisi ini sudah menjadi pesta desa dan budaya yang disebut alek pacu jawi. Pesta ini juga mendandani sapi dengan suntiang. Dalam pesta alek nagari ini juga menampilkan berbagai kegiatan lainnya , seperti tari piring, permainan music, permainan tradisional seperti panjat pinang dan lomba laying-layang.

Sekarang pacu jawi bukan hanya sekedar tradisi atau pesta adat saja. Pacu jadi sudah menjadi destinasi wisata yang banyak menarik wisatawan dan menarik minat fotografer nasional bahkan internasional. hal yang memberi daya tarik para fotografer adalah atraksi aksi kecepatan sapi, cipratan lumpur yang menambah ke ekstriman, postur dan ekspresi wajah JOKI yang khas dan antusias penonton. untuk mengambil gambar yang bagus fotografer harus mendekat ke lintasan dan mengambil resiko terkena cipratan dan bahkan tertabrak sapi. selain itu daerah tanah datar juga terkenal dengan keindahan alamnya termasuk gunung merapi.

Daya tarik lain terletak di sejarah awal pacu jawi yang berasal dari Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Selain Tanah Datar seperti Kota Payakumbuh dan Kota Sawahlunto juga mengadakan alek pacu jawi akan tetapi mereka hanya mengadopsi dari Kabupaten Tanah Datar, bahkan mereka juga mengontrak jawi yang berasal dari Tanah Datar. perbedaan-perbedaan pacu jawi jika dibandingkan dengan pacu jawi yang ada di daerah lainnya seperti di Payakumbuh dan Talawi.

Di Payakumbuh pacu jawi sebagai perlombaan ada kalah dan menang, sementara di Talawi pelaksanaan pacu jawi dilakukan untuk hiburan belaka dan mendatangi joki dan sapi dari Tanah Datar, pelaksanaan tidak secara rutin tetapi dilakukan berdasarkan sponsor. Perbedaan pacu jawi  juga berbeda dengan karapan sapi di Madura. Karapan sapi di Madura dilakukan untuk kompetisi tahunan dan dilakukan di area yang kering bukan  di area persawahan seperti yang dilakukan di Tanah Datar.

Pacu jawi telah dijadikan sebagai destinasi wisata dan telah menjadi 12 top destinasi pariwisata di Tanah Datar. Melalui kearifan lokalnya, pacu jawi  dapat menarik wisatwan untuk melihat atraksi budaya Minangkabau. Nilai – nilai kearifan lokal yang dimiliki alek pacu jawi ini dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata.

Oleh sebab itu dinas pariwisata memiliki keseriusan dalam mengembangkan pariwisata pacu jawi sehingga pacu jawi dijadikan sebagai 12 top destinasi pariwisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Nilai kearifan local yang dijadikan sebagai daya tarik tersebut dapat memberikan arti makna dan filosfis bagi wisatawan. Sehingga nilai kearifan local yan dimiliki bisa digunakan menjadi landasan dalam kehidupan sehari – hari.

*Penulis: Nur Azizah (Mahasiswi Sastra Jepang FIB Universitas Andalas)

Baca Juga

Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya