Sindrom Ehlers-Danlos merupakan kelainan langka yang mempengaruhi jaringan tubuh dan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Langgam.id - Sindrom Ehlers-Danlos (EDS) merupakan kelainan langka yang dapat mempengaruhi jaringan tubuh. Pada umumnya, sindrom ini dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah utama secara spontan.
Bahkan kelainan ini dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Pengusaha Trevor Jones menjadi salah satu penderita Sindrom Ehlers-Danlos yang dikabarkan meninggal dunia pada awal bulan ini akibat sindrom tersebut, seperti dilansir dari The Sun pada Rabu (20/10/2021).
Biasanya penderita Sindrom Ehlers-Danlos mengalami empat gangguan berbeda. Umumnya gangguan ini ditandai dengan hipermobilitas dan kulit yang mudah pecah. Selain itu, penderita EDS biasanya mudah mendapat memar dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih.
Gejala ringan yang dialami penderita EDS yakni peningkatan jangkauan gerakan sendi (hipermobilitas), kulit melar, rapuh yang mudah terpotong dan memar. Namun EDS juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kelumpuhan hingga mengancam jiwa.
Gangguan yang paling umum terjadi yakni hypermobile EDS. Sedangkan kasus yang jarang terjadi, EDS Klasik atau Kyphoscoliotic. Sindrom jenis ini memiliki gejala kelengkungan tulang belakang, tonus otot yang lemah sejak kecil dan mata yang rapuh.
Umumnya, penderita EDS memiliki pembuluh darah kecil terutama di bagian dada atas dan kaku. Lantaran hal ini membuat pembuluh darah rapuh dan dapat menonjol hingga robek. Jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan pendarahan internal yang serius.
Selain itu, penderita EDS juga memiliki risiko masalah organ, seperti robekan pada usus, robekan rahim di akhir kehamilan, serta kolaps sebagian paru-paru. Tidak hanya itu, sindrom ini juga bisa menyebabkan jari tangan dan kaki hypermobile, pembuluh darah mekar, penyembuhan luka yang tertunda, serta fitur wajah yang tidak biasa (hidung dan bibir tipis, mata besar dan daun telinga kecil).
Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada tes yang dapat memastikan seseorang menderita Hypermobile EDS (hEDS). Kendati begitu, sebagian besar pasien yang menderita sindrom ini masih dapat hidup normal.
Meski itu sangat penting untuk memperhatikan kondisi tubuh. Sebaiknya segera menemui dokter jika mengalami gejala, seperti sering mengalami nyeri atau kaku pada persendian dan otot, kerap mengalami keseleo, sering mengalami dislokasi sendi, memiliki keseimbangan/ atau koordinasi tubuh yang buruk, miliki kulit yang tipis dan elastis, serta memiliki masalah pencernaan seperti diare atau sembelit.
Bagi penderita EDS sendiri disarankan untuk menghindari olahraga berat seperti angkat besi. Sebab, olahraga tersebut lebih tinggi risiko terjadinya pecah pembuluh darah.