Langgam.id - Ogok Manai adalah hiasan kepala khas Mentawai yang dikenakan perempuan saat pesta perkawinan, pesta sikerei, atau pesta biasa. Umumnya, Ogok Manai dapat ditemukan di Pulau Siberut dengan beragam bentuk.
Pastor Bernadus Lie mengatakan, Ogok Manai hanya ditemukan di Pulau Siberut. "Sedangkan di Pulau Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan Ogok Manai sudah tidak digunakan lagi," ujarnya dikutip dari Tempo.co
Pastos Bernadus mengatakan, dalam setiap pesta, Ogok Manai harus selalu dipakai hingga pesat berakhir. Yang harus ada dalam Ogok Manai adalah daun surak atau daun puring.
"Daun ini diyakini masyarakat sebagai pendingin. Bentuknya bermacam-macam dan penggunaanya juga berbeda," katanya.
Ia menjelaskan, Ogok Manai yang digunakan istri sikerei memiliki ciri hiasan kepala terdiri dari bulu burung kalaba (rangkong) yang dirangkai bersama kembang sepatu merah dan bunga putih.
Selain itu, di lehernya ada kalung manik-manik, di lengannya dihiasi daun surak atau daun puring dan kembang asoka merah. Selain itu roknya menggunakan kain berwarna hijau muda dan pinggangnya dihiasi manik-manik.
"Ini biasanya khusus untuk istri sikerei, yang digunakan untuk acara pengangkatan sikerei atau ada pesta) yang dilakukan sikerei,” jelasnya.
Baca juga: Audy Berniat Undang Investor Bangun Dermaga Besar di Mentawai
Kemudian ada Ogok Manai yang biasa digunakan untuk pesta pernikahan dengan ciri-ciri terdiri dari rangkaian bunga, bulu ayam, dan manik-manik. Lalu ada tambahan seikat serat halus berwarna kuning panjang yang dibuat dari serat batang totonan atau temulawak sejenis jahe-jahean.
Warna kuningnya berasal dari totonan yang diambil seratnya, lalu diwarnai dengan kunyit. Kunyit juga dibalurkan dikulit untuk mendinginkan dan memberi semangat.
Sedangkan Ogok Manai pada umumnya bulu burung, bulu ayam, manik-manik, atau benang wol lalu dilengkapi dengan daun puring. Sebagai pewangi, di punggung digantung sejenis daun kemangi hutan.(Febrianti-Tempo/Ela)