Langgam.id— Sejak masa kampanye Pilkada bergulir akhir September 2020 lalu, Calon Gubernur (Cagub) Sumbar Nasrul Abit masih hilir mudik berkeliling. Keluar masuk nagari dan kelurahan demi menjemput harapan warga. Selama itu, satu benda yang tak pernah lepas dari tangannya, adalah sebuah buku catatan.
"Sejak kampanye ini sudah tiga buah buku saya yang penuh dengan catatan. Sebelumnya ada yang sampul coklat, sekarang ini, sudah hampir penuh,” kata Nasrul Abit seraya menunjukkan buku catatan jenis binder ukuran A5 bersampul warna hijau di kediamannya di Kota Padang.
Baca Juga: Pesan Sandiaga Uno untuk Warga Sumbar
Dalam buku-buku tersebut, Nasrul Abit mengaku menulis berbagai masukan dan keluhan yang disampaikan warga Sumbar saat bertemu dengannya.
Ia merasa, keluhan itu butuh dicatat, tidak sekadar didengar. Sebab, jika hanya didengar, ia takut lupa dan ujungnya keluhan tinggal keluhan, tanpa ada solusi penyelesaian.
“Sifat manusia itu lupa dan khilaf. Memang kelihatan agak kuno saya mencatat terus masukan dan keluhan warga. Tapi, dengan catatan ini saya bisa menindaklanjuti keluhan itu. Memang kalau bisa setiap keluhan itu ada solusi, tapi solusi itu tak selalu tersedia saat itu juga. Makanya dicatat dulu, tidak sekadar diingat-ingat,” ucapnya lagi.
Data-data yang perlu disimpan dalam catatan tersebut, katanya lagi, selain poin-poin pertanyaan atau keluhan, ialan nama warga yang bertanya, alamat, serta nomor telfon warga yang bersangkutan. Dengan begitu, Nasrul Abit mengaku lebih mudah untuk mendalami setiap masukan dan keluhan setelah tidak berada di daerah kunjungan.
Tak terhitung kalinya Nasrul Abit kembali menelfon warga atau pihak berkepentingan lainnya di sebuah nagari atau kelurahan, untuk menanyakan kembali atau mendalami sumber keluhan warga. Sebab, dalam agenda safari politik pun waktu yang tersedia cukup terbatas untuk lebih menggali persoalan, apatah lagi untuk langsung menemukan solusi.
“Jadi ini prinsip kerja yang simpel sebenarnya. Saya lebih suka dengan buku karena mudah dibaca kembali. Nanti kalau ada yang penting dan mendesak, sesampai di Padang bisa saya telfon kembali warga atau stakeholder di daerah tersebut. Saya dalami lagi masalah yang dikemukakan sebelumnya. Syukur-syukur bisa dicarikan solusinya,” ujar Bupati Pessel dua periode itu.
Untuk mencarikan solusi atas keluhan warga, Wakil Gubernur Sumbar yang tengah menjalani masa cuti Pilkada itu mengaku tidak perlu menunggu jadi Gubernur dulu. Lewat berbagai kenalan dan jaringan yang dimiliki, termasuk dengan mengaktifkan petugas partai di daerah, beberapa masukan dan keluhan dari warga bisa langsung ditindaklanjuti.
“Untuk memberi jalan keluar bagi warga yang didera kesulitan itu, tidak perlu punya jabatan dulu. Tidak perlu terpilih jadi gubernur dulu. Kalau bisa memberikan solusi sekarang, tidak ada gunanya menunggu-nunggu. Untuk warga, lebih cepat tentu lebih baik. Lagi pula saya masih Wakil Gubernur, meski tengah cuti,” katanya seraya tersenyum.
Kembali ke buku catatan, pada intinya, Nasrul Abit mengaku perlu untuk mencatat setiap keluhan dan aspirasi warga karena tidak mau warga kecewa di kemudian hari. Ia mengaku menghindari betul bersikap pura-pura peduli, dan hanya mendengar keluhan tanpa ada niat untuk mencarikan solusi atas keluhan itu sendiri.
“Sampai saat ini sudah ribuan masukan, permintaan, dan keluhan yang disampaikan warga. Kalau tidak dicatat, bisa lupa. Kalau lupa dan akhirnya tak ada solusi, warga tentu akan kecewa. Itu yang saya hindari,” ujar Cagub yang berpasangan dengan Cawagub Indra Catri pada Pilkada 9 Desember 2020 nanti.
Lebih jauh Nasrul Abit mengaku, keluhan dan masukan dari warga sangat membantu saat ia menyusun visi dan misi sebagai Calon Gubernur. Kemudian, aktivitas kunjungan kadang kembali dilakukan ke tempat yang sama untuk memperkaya dan memperdalam persoalan.
“Keluhan yang saya catata macam-macam. Mulai dari masalah ekonomi di tengah Covid-19, kesehatan, pekerjaan, pertanian, pendidikan, dan lain-lain sangat banyak. Semuanya nanti juga dipilah-pilih. Dikelompokkan sehingga mudah dicari
Saat Nasrul Abit melakukan safari politik di Pasaman, Kader Gerindra yang juga Anggota DPRD Sumbar, Khairuddin Simanjuntak, secara spontan mengatakan bahwa beruntunglah warga yang namanya tertera dalam buku catatan tersebut.
“Buku ini adalah pembeda beliau dengan calon lain. Setiap masukan dan keluhan beliau catat. Kalau yang lain belum tentu. Banyak yang mendengar saja, sepulang berkunjung bisa lupa,” kata Anggota DPRD yang tengah cuti pilkada tersebut. (INF)