Langgam.id - Pusat Warisan Dunia (WHC) dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) akan bersidang di Baku, ibu kota Azerbaijan pada 30 Juni hingga 10 Juli 2019 nanti.
"Dalam rangkaian sidang tersebut, Sawahlunto akan dibahas antara tanggal 4-9 Juli. Kita doakan lancar, ditetapkan jadi warisan dunia Unesco," kata Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat (Sumbar) Nurmatias, Selasa (25/6/2019) kepada Langgam.id.
Menurutnya, 'Ombilin Coal Mining Heritage' (Warisan tambang Ombilin) Sawahlunto sudah ditetapkan jadi daftar tentatif warisan dunia sejak 2015. "Setelah itu berproses untuk ditetapkan menjadi warisan dunia," ujarnya.
Proses tersebut dilakukan oleh International Council on Monuments and Sites (ICOMoS) yang melakukan serangkaian sidang, pembentukan panitia, survei dan penilaian terhadap Sawahlunto.
"Biasanya, kalau sudah lewat penilaian ICOMOS, pada prinsipnya sudah oke, bila tidak terjadi hal-hal yang darurat. Kita optimistis, meski tentu tidak boleh bereforia," kata Nurmatias.
Indonesia, menurutnya, akan diwakili tiga kementerian. Yakni, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). "Dijadwalkan, gubernur Sumbar dan wali kota Sawahlunto akan turut hadir," ujarnya.
Berdasar pembicaraan BPCB dengan pemerintah provinsi, menurutnya, bila semua berjalan lancar, akan dibentuk badan pengelola warisan tambang sawalunto di bawah gubernur yang akan mengelola warisan tambang ombilin Sawahlunto yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Sumbar. Yakni, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.
"Warisan itu mencakup tambangnya di Kota Sawahlunto, kemudian jalur kereta yang melewati tujuh kabupaten dan kota serta Pelabuhan Teluk Bayur yang dulu bernama Emma Haven."
Untuk mendukung penetapan tersebut, menurut Nurmatias, BPCB Sumbar bersama Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya dari Kemendikbud, pemerintah provinsi Sumbar dan pemerintah kota Sawahlunto menggelar serangkaian di Sawahlunto pada 4-9 Juli 2019 nanti.
"Kegiatan ini bertujuan untuk sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan pengusulan Nominasi OCMHS (Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto)," tulisnya dalam siaran pers.
Selain itu, juga untuk menyosialisasikan dan usaha menciptakan sense of belonging (rasa memiliki) masyarakat dalam pengusulan OCMHS. "Juga sebagai ajang pembelajaran bagi daerah yang akan mengusulkan Warisan Budaya Dunia UNESCO."
Akan ada sembilan kegiatan untuk mendukung penetapan itu. Pertama, pameran bersama yang melibatkan seluruh BPCB se Indonesia, Direktorat PCBM dan Direktorat WDB Kemendikbud, PT KAI, PT BA, Dirjen Perkeretaapian, Universitas Indonesia dan ITB.
Kedua, lomba membentuk miniatur objek Cagar Budaya di Sawahlunto berbahan batu bara yang diikuti pelajar SMA se-Sawahlunto.
Ketiga, lomba membuat sketsa cagar budaya yang ada di Kota Lama Sawahlunto. Keempat, publikasi cagar budaya ke pelajar SLTA di Kota Lama Sawahlunto
yang diikuti pelajar SMA dan Pramuka. Serta, kelima, lomba debat Bahasa Tangsi (bahasa para buruh tambang zaman dahulu) bertemakan pelestarian cagar budaya.
Keenam, pemutaran film berkarakter di beberapa lokasi strategis di Sawahlunto dengan menggunakan bioskop keliling. Lalu ketujuh penandatanganan nota kesepahaman seluruh pemangku kepentingan pengusul OCMHS menjadi Warisan Dunia UNESCO.
Kedelapan, telekonferensi pengumuman UNESCO
live streaming dan telekonferensi sidang UNESCO di Azerbaijan. Dan kesembilan, hiburan kesenian.
“Harapannya adalah setelah sidang UNESCO ini dan pengumuman Kota Sawahlunto Warisan Dunia maka kita sama-sama menjadi pelopor pelestrian dan memberikan pengaruh terhadap masyarakat," kata Nurmatias. (*/HM)
Baca juga: