Memperkuat Ketahanan Pangan di Daerah Bencana Melalui Teknologi Inovatif

Oleh : Reni Koja, S.TP., M.Si*

Dalam beberapa dekade terakhir, intensitas bencana alam seperti banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, dan cuaca ekstrem semakin meningkat. Bencana ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga mengancam ketahanan pangan masyarakat terdampak.

Oleh karena itu, pengembangan pangan darurat yang inovatif menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan korban bencana mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi selama masa krisis.

Pangan darurat harus berupa produk siap saji, bernutrisi lengkap, dan tahan lama. Contohnya meliputi biskuit energi tinggi, food bars, makanan padat instan, dan makanan kaleng yang diperkaya vitamin dan mineral.

Menurut Institute of Medicine, standar gizi pangan darurat harus memenuhi kebutuhan kalori harian sebesar 2.100 kkal, terdiri dari 10-15% protein, 35-45% lemak, dan 40-50% karbohidrat.

Inovasi teknologi dalam pengembangan pangan darurat mencakup produksi makanan siap saji dengan umur simpan panjang menggunakan metode seperti dehidrasi, pengeringan beku (freeze-drying), dan pengemasan vakum. Teknologi ini memastikan makanan tetap segar dan aman dikonsumsi dalam jangka waktu lama.

Selain itu, pengembangan pangan darurat dapat memanfaatkan sumber daya lokal, yang tidak hanya mengurangi biaya logistik tetapi juga meningkatkan ekonomi setempat. Penggunaan bahan baku lokal serta keterlibatan komunitas dalam produksi dan distribusi pangan mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal dan memperkuat kemandirian komunitas dalam menghadapi situasi darurat.

Pengemasan produk adalah aspek krusial dalam pengembangan pangan darurat yang seringkali terabaikan. Pengemasan tidak hanya memperpanjang umur simpan produk, tetapi juga memastikan makanan tetap layak konsumsi dari sisi fisik, kimia, dan mikrobiologis. Inovasi dalam teknologi pengemasan berperan vital dalam menjaga kualitas produk, memungkinkan kemasan lebih ringan, memudahkan distribusi, dan mempertahankan kesegaran makanan dalam jangka waktu lama. Misalnya, kemasan fleksibel yang tahan air dan udara dapat menjaga mutu makanan selama penyimpanan dan transportasi.

Sistem distribusi yang efisien juga memegang peranan penting dalam pengembangan pangan darurat. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, distribusi dapat dipercepat dan dipantau secara real-time, sehingga bantuan pangan darurat dapat tiba dengan cepat di wilayah terdampak.

Penggunaan GPS dan aplikasi mobile memudahkan pengelolaan distribusi logistik, sementara inovasi seperti drone dan transportasi udara semakin efektif untuk mencapai daerah bencana yang sulit diakses.

Pengembangan pangan darurat yang inovatif tidak hanya memastikan ketersediaan makanan bergizi selama krisis, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas. Pangan darurat yang dirancang dengan baik membantu memenuhi kebutuhan nutrisi dasar, menjaga kesehatan, dan mempercepat pemulihan fisik dan mental korban bencana.

Nutrisi yang cukup dan tepat adalah kunci dalam mencegah penyakit serta mengurangi dampak sosial dan psikologis dari ketidakpastian akses pangan, seperti stres dan trauma.

Lebih jauh, pengembangan pangan darurat juga memiliki manfaat ekonomi dengan mendukung pemulihan dan pemberdayaan komunitas lokal. Dengan mengintegrasikan inovasi teknologi dan kolaborasi antara pemerintah, peneliti, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta, kita dapat memperkuat sistem pangan darurat, menjamin ketahanan pangan, dan membangun fondasi yang lebih tangguh untuk kesiapsiagaan bencana di masa mendatang.

Kolaborasi lintas sektor ini sangat diperlukan untuk memastikan masyarakat lebih siap menghadapi bencana dan memiliki ketahanan pangan yang kuat dalam jangka panjang.

*Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas

Baca Juga

Bencana banjir dan tanah longsor yang terus berulang di berbagai wilayah Indonesia sepanjang 2024 dan 2025 tidak bisa lagi dilihat sebagai
Politik Ekstraktif dan Bencana Ekologis: Ketika Sistem Kekuasaan Indonesia Mengorbankan Alam dan Rakyat
Warga Gugat Negara: Menuntut Keadilan Atas Bencana Ekologis di Sumatera Barat
Warga Gugat Negara: Menuntut Keadilan Atas Bencana Ekologis di Sumatera Barat
Hujan yang masih belum reda hingga Kamis sore (27/11/2025) menunda niat Kapolsek Palembayan, AKP Alwiz S pulang dari Jorong Subarang Laweh
Cerita Kapolsek Palembayan Hilang Kontak Terjebak Galodo
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi atau disapa dengan sebutan KDM (Kang Dedi Mulyadi) memborong kebutuhan di Pasar Raya Padang
Bantu Korban Bencana Sumatra, Gubernur Jabar KDM Borong Sembako di Pasar Raya Padang
Galodo yang melanda Sumatera Barat beberapa minggu terakhir kembali membuka luka ekologis yang selama ini tersembunyi di balik
Jika Kebijakan Tegas pada Perusak Alam, Maka Siklon Tropis Tak Akan Menjadi Bencana
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat meninjau lokasi jalan putus di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. (Dok. Istimewa)
Menko AHY Pastikan Perbaikan Jalan Nasional Lembah Anai Segera Dikebut Usai Putus Dihantam Galodo!