Membangkitkan Ekonomi Kamang Lewat Kerupuk Ubi Udang Rebon: Strategi Optimalisasi Sumber Daya Lokal

Membangkitkan Ekonomi Kamang Lewat Kerupuk Ubi Udang Rebon: Strategi Optimalisasi Sumber Daya Lokal

Dok. Penulis

Oleh : Wellyalina, S.TP., M.P.*

Kamang, sebuah kawasan di Sumatera Barat yang kaya akan potensi sumber daya alam, memiliki potensi besar dalam memajukan produk olahan lokal. Salah satu inovasi yang berpeluang dikembangkan adalah kerupuk ubi dengan penambahan udang rebon. Selain menambah cita rasa dan nilai gizi, inovasi ini juga bisa menjadi strategi untuk memberdayakan masyarakat lokal.

Ubi kayu atau singkong, sebagai bahan baku utama, merupakan komoditas yang mudah ditemukan di Kamang. Dengan harga yang terjangkau dan ketersediaan yang melimpah, ubi bisa diolah menjadi berbagai produk, salah satunya kerupuk. Ubi kayu atau singkong memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya salah satu bahan pangan penting di Indonesia seperti memiliki sumber karbohidrat yang tinggi sebagai sumber energi utama bagi banyak masyarakat di daerah pedesaan.

Di sisi lain, udang rebon yang kaya protein dan kalsium, bisa menjadi bahan tambahan yang meningkatkan kualitas kerupuk, baik dari segi rasa maupun kandungan gizinya. Kombinasi kedua bahan ini tidak hanya menciptakan produk kuliner yang unik, tetapi juga berpotensi menambah nilai ekonomi bagi masyarakat Kamang.

Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal, masyarakat tidak hanya mengembangkan produk makanan berkualitas, tetapi juga membuka peluang usaha baru. Pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal, seperti dalam inovasi kerupuk ubi dengan udang rebon ini, bisa menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inisiatif ini juga mendukung upaya pelestarian kearifan lokal dan keberlanjutan sumber daya alam di Kamang.

Di era persaingan produk makanan modern saat ini, inovasi berbasis lokalitas memiliki daya tarik tersendiri. Produk ini tidak hanya menawarkan keunikan rasa, tetapi juga nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Masyarakat Kamang, dengan sumber daya alam yang melimpah, dapat mengoptimalkan potensi ini untuk menjawab kebutuhan pasar lokal maupun nasional.

Melalui dukungan pemerintah daerah, pelatihan, dan pemberian akses ke pasar yang lebih luas, kerupuk ubi dengan udang rebon bisa menjadi ikon kuliner baru yang membanggakan bagi Sumatera Barat. Inovasi ini juga mempertegas pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi sumber daya lokal.

Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

Baca Juga

Alumni FK Unand Gelar Seminar Ziswaf dan Luncurkan LAZ
Alumni FK Unand Gelar Seminar Ziswaf dan Luncurkan LAZ
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand) berhasil meraih juara 1 pada International Walisongo Scientific Competition 2025.
Mahasiswa Teknik Unand Juara 1 IWSC 2025
Melihat Usaha Kerupuk Hiu Zikra di Pasie Nan Tigo
Melihat Usaha Kerupuk Hiu Zikra di Pasie Nan Tigo
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022, BI Sumbar Bawa Rp 5,9 Miliar ke Mentawai
UMKM Masih jadi Penopang Ekonomi Sumbar, Perbankan Salurkan Rp31,62 Triliun per Juni 2025
Sepuluh Produk UMKM Lamongan Diluncurkan di Ritel Modern
Sepuluh Produk UMKM Lamongan Diluncurkan di Ritel Modern
Rektor Universitas Andalas, Efa Yonnedi melepas lima mahasiswa UNAND mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional yang digelar
Lima Mahasiswa UNAND Ikuti Program KKN Internasional