Melihat Hilal dengan Mata Telanjang, Cara Jemaat Tarekat Syattariyah Menentukan Awal Ramadan

awal ramadan

Jemaat Tarekat Syattariyah melihat hilal di tepi pantai (foto:Tempo.co/Andri El Faruqi)

Langgam.id - Dalam menetapkan awal Ramadan, masyarakat biasanya mengikuti ketetapan dari pemerintah dan organisasi Islam lainnya. Namun, di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman ada kelompok tarekat yang menentukan awal Ramadan berdasarkan keputusan ulama di lingkungannya.

Tarekat Syattariyah, menetapkan awal Ramadan dengan melihat hilal secara langsung dengan mata telanjang di tepi Pantai Ulakan. Proses melihat ini dimulai dengan berkumpulnya ulama dan jemaah di surau Ulakan.

"Jadi kalau di Ulakan, jemaah Syattariyah setiap bulan puasa yang pertama dilakukan itu melihat bulan dulu," kata Tuanku Ali Imran, Imam Jemaah Syattariyah dalam video dokumenter Kampuang Ramadan Dispar Sumbar.

Menjelang Magrib, ulama dan jemaah beramai-ramai menuju Pantai Ulakan tepatnya di halaman makam Syekh Burhanuddin. Di tepi pantai, semuanya melakukan salat magrib berjemaah.

Usai itu, ulama dan jemaah bersama-sama melihat ke arah laut dengan mata telanjang untuk melihat apakah hilal sudah terlihat. Bila hilal sudah terlihat, maka esoknya puasa akan dimulai.

awal ramadan

Ulama dan jemaah Syattariyah melakukan salat magrib berjemaah di Pantai Ulakan (foto:Dok. Kampuang Ramadan/Dispar Sumbar)

Setiap tahunnya, masyarakat berbodong-bondong ke Ulakan untuk melihat hilal. Ribuan orang memadati kawasan makam Syekh Buhanuddin tersebut.

Penetapan awal Ramadan Tarekat Syattariayah berdasarkan hisab takwim qamsyiah, yang diajarkan secara turun menurun. Kemudian dilanjutkan dengan rukyat.

Tarekat ini dipercaya dibawa Syekh Burhanuddin yang juga diyakini jemaah sebagai orang pertama yang membawa ajaran Islam ke Sumbar.

Makam Syekh Burhanuddin juga ramai dikunjungi jemaah dari berbagai daerah setiap 10 Syafa. Uapaca bMereka menghadiri upacara bersyafar untuk memperingati wafatnya Syekh Burhanuddin.(*/Ela)

Baca Juga

Warga Padang Pariaman Antusias Sambut Program Makan Bergizi Gratis
Warga Padang Pariaman Antusias Sambut Program Makan Bergizi Gratis
Keluarga Septia Adinda (25), korban dugaan pembunuhan dan mutilasi di Kabupaten Padang Pariaman, tidak terima pengakuan terduga pelaku,
Keluarga Korban Mutilasi Bantah Pengakuan Terduga Pelaku Soal Adanya Utang
Potongan tubuh berupa paha diduga milik Septia Adinda (25) ditemukan di aliran sungai Batang Anai, tepatnya di Korong Duku, Nagari Kasang,
Potongan Paha Diduga Milik Korban Mutilasi di Padang Pariaman Ditemukan
Suasana duka menyelimuti rumah Siska Oktavia Rusdi (23) di Korong Kampung Apar, Kenagarian Sungai Buluh Utara, Kecamatan Batang Anai,
Ibu dari Korban Perempuan yang Dibunuh Terduga Pelaku Mutilasi di Sumbar Meninggal
Polisi membeberkan motif kasus pembunuhan dan mutilasi perempuan bernama Septia Adinda (25 tahun) ternyata dipicu persoalan utang-piutang.
Motif Perempuan di Sumbar Dimutilasi Dipicu Utang-piutang, Jasad Dipotong 10 Bagian
Polisi melakukan pengembangan kasus pembunuhan dan mutilasi jasad Septia Adinda (25), potongan mayatnya ditemukan di Padang Pariaman
Polisi Bongkar Sumur Tempat 2 Korban Lain yang Dibunuh Terduga Pelaku Mutilasi di Sumbar