Langgam.id - Tour de Singkarak (TdS) 2019 dimulai. Kegiatan yang memadukan olah raga balap sepeda dan pariwisata tersebut, dibuka Jumat (1/11/2019) malam di Kota Pariaman.
Staf Ahli Kementrian Pariwisata RI Bidang Multikultural sekaligus Ketua pelaksana CEO Calender Of Event 2018, Esthy Reko Astuti menegaskan, kalau iven sport tourism Tour de Singkarak yang tahun ini masuk penyelenggaraan yang ke-11, harus berdampak secara ekonomi terhadap masyarakat luas.
Sejak tahun pertama penyelenggaraan kata Esthy, mulai dari proses persiapan hingga tahapan penyelenggaraan terus berkembang dan semakin matang. Maka dari itu, apa yang sudah dicapai patut didukung dan dipertahankan.
"Tahun ini berbeda, berkembang menjadi Sembilan etape. Ada dua provinsi yang ikut (Sumbar dan Jambi). Etapenya lebih panjang dan juga hadiahnya cukup besar. Dampaknya tidak saja untuk promosi wisata, namun juga berdampak kepada masyarakat,” katanya dalam pidato sambutan, sebagaimana dilansir rilis panitia.
Ia mengatakan, TdS juga sudah menjadi pionir "Tour de" di Indonesia. “TdS sudah berkembang. Banyuwangi itu belajar dari TdS. TdS pionirnya Tour de. Tour de Ijen tingkatnya sudah exelent. TdS sejak awal sudah masuk kalender of event. Perlu dipertahankan mulai dari teknis maupun penyelenggaraan.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyebutkan, TdS membuat Ranah Minang tidak saja dikenal ditingkat Nasional, namun juga mancanegara karena sudah masuk pada agenda tahunan UCI.
Model penyelenggaraan seperti Tour de Singkarak ini, memberikan estafet pemahaman bagaimana sebuah iven tersebut dikelola dengan berorientasi kepada kenyamanan pengunjung sebagai upaya pencitraan sebuah destinasi wisata.
“TdS taun ini akan dilaksanakan dengan Sembilan etape dengan melewati berbagai macam daya tarik wisata. Jambi tahun ini masuk (ikut serta). Dan ini yang pertama, etape Delapan ada di Kerinci. Ada tawaran dari provinsi lain. Mungkin tahun mendatang bisa saja kita melintasi wilayah Sumatera. Tapi ikonnya tetap TdS,” katanya.
Menurut Nasrul Abit, selain hadiahnya tahun ini cukup besar yakni Rp 2.3 miliar, jarak tempuh lintasan juga cukup lanjang. Jarak yag terpanjang yakni dari Sungai Penuh ke Kota Painan. Lebih dari 200 kilometer. Jalan di Kawasan Mandeh juga merupakan rute baru dan baru akan di lewati oleh pembalap.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu event ini. Ada beberapa (kabupaten) yang tidak ikut. Tapi, mudah-mudahan tahun mendatang ikut. Selain itu, harapan kami, setiap lokasi start dan finish, harus ada manfaat untuk masyarakat sekitar. Ada bazar dan pameran. Sehingga, pengunjung tidak hanya menonton saja, tapi ada transaksi jual beli,” tuturnya.
Pariwisata, menurutnya, tidak bersifat instant, hari ini disemai, besok memanen. Namun, kegiatan yang bersifat gradual dan high integrated system. Melibatkan banyak sektor dengan intensitas yang sangat tinggi.
“Malam hari ini, setelah 11 tahun penyelenggaraan TdS, dapat disampaikan terjadi pertumbuhan positif. Hal ini, dapat dilihat dari pertumbuhan investasi di bidang akomodasi dari tahun ke tahun,” kata wagub.
TdS tahun ini diikuti 108 pembalap dari 25 negara. Mereka tergabung dalam 20 tim. siap beradu strategi, ketangkasan dan kecepatan di iven Sport Tourism Tour de Singkarak 2019 yang akan dihelat pada 2 hingga 10 November 2019 mendatang. Seluruh pembalap bakal menjajal rute yang memiliki panjang 1362 kilometer yang dibagi dalam sembilan etape. (*/SS)