Langgam.id – Lebih seribu mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Sumatra Barat (Sumbar) menduduki Kantor Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) sekitar 20 menit pada Selasa (24/9/2019).
Aksi pendudukan ini terjadi sekitar pukul 18.08 WIB, setelah mahasiswa menggelar unjuk rasa sejak pukul 13 .00 WIB.
Pendudukan tersebut diawali keinginan untuk “menyegel” kantor Gubernur Sumbar, setelah tuntutan mereka dibacakan. Mahasiswa yang berupaya masuk ke kantor gubernur, dihalangi oleh aparat kepolisian yang berjaga. Sempat terjadi dorong-dorongan dengan pihak kepolisian yang berjaga di depan pintu. Tak hanya itu, aksi lempar botol juga dilakukan mahasiswa.
Pihak kepolisian sempat mengurai aksi mahasiswa yang berupaya masuk ke kantor gubernur dengan menyemprotkan air dari mobil water cannon. Akan tetapi, aksi ini malah membuat mahasiswa makin memanas. Hingga akhirnya, mahasiswa menyerang balik mobil water cannon dengan berbagai botol minuman.
Akibat jumlah mahasiswa yang membludak, polisi tak bisa mengendalikan massa. Sehingga lagi-lagi mahasiswa kembali menduduki Kantor Gubernur Sumbar sembari menentang berbagai spanduk sebagai bentuk penyegelan.
Mahasiswa menduduki kantor gubernur hingga sampai gedung paling atas. Ada sekitar 20 menit mahasiswa berada di dalam gedung sambil menyalakan flare di atas puncak.
Sebagian mahasiswa yang bertahan di luar gedung, menyalakan lampu handphone mereka sembari menyayikan lagu kebangsaan. Sesuai aturan, karena waktu sudah menunjukkan pukul 18.25 WIB, pihak kepolisian meminta mahasiswa untuk keluar dari kantor gubernur.
Di akhir unjuk rasa, mahasiswa melakukan upacara penurunan bendera merah putih dengan tertib. Ini juga diikuti seluruh personel kepolisian yang melakukan penjagaan dalam aksi mereka.
Aksi tersebut dimulai sejak sekitar pukul 13.00 WIB. Demonstrasi digelar dalam rangka hari tani yang jatuh pada 24 September. Aksi dimulai dari titik kumpul di depan Kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang di Jalan Sudirman. Mahasiswa kemudian bergerak ke arah kantor gubernur dan masuk ke halaman kantor gubernur.
Dalam tuntutannya, mahasiswa mempersoalkan tata kelola agraria yang tak berkeadilan, petani yang dimarginalkan serta diskriminalisasikan. Kondisi bangsa dinilai makin tidak baik dengan berbagai macam agenda pengesahan RUU yang bermasalah. Reforma agraria yang dilakukan pemerintah dinilai hanya sebatas bagi-bagi sertifikat.
“Kondisi petani kecil sangat miris sekali. Para petani kita belum sejahtera. Banyak teknologi yang dikembangkan, petani kita belum mampu menerapkannya. Kita minta gubernur, memberi pendampingan kepada petani,” kata Koordinator Aksi Agung Deni Pratama, kepada wartawan.
Karena momennya adalah hari tani, menurutnya, Aliansi BEM se-Sumbar fokus dulu kepada hari tani. Meski demikian, ia mengaku tidak menutup mata dengan persoalan lainnya, seperti revisi UU KPK dan RUU KUHP yang menggerakkan mahasiswa seluruh Indonesia. “Di beberapa spanduk yang dibawa kawan-kawan juga ada menyoal berbagai persoalan itu.”
Beberapa poster yang dibawa mahasiswa memang menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang KPK dan RUU KUHP.
Sayangnya, aksi tersebut menimbulkan kerusakan beberapa fasilitas di kantor gubernur Sumbar. Sejumlah mahasiswa merusak pagar sebelah selatan kantor gubernur. Pagar dari besi dan beton itu rubuh. Setelah rubuh, sejumlah mahasiswa menjadikannya jalan masuk menuju ke gedung kantor gubernur. Padahal gerbang masuk menuju kantor gubernur dibukakan oleh petugas yang berjaga.
Tidak hanya pagar, sejumlah pot bunga besar bewarna putih yang berada di depan kantor gubernur juga terlihat pecah.
Kepala Kesbangpol Nazwir yang datang menemui mahasiswa sempat dilempar dengan botol air mineral oleh sejumlah mahasiswa. Ia hadir untuk mewakili pemrov menemui mahasiswa. Saat ia berada di atas mobil untuk berbicara, sejumlah mahasiswa melemparnya dengan botol air mineral.
Nazwir, mengatakan kepada mahasiswa bahwa Gubernur saat ini tidak ada ditempat. Ia mengatakan akan segera memberitahukan kepada gubernur semua tuntutan mahasiswa.
"Gubernur sedang rapat di Jakarta di Kemen-PAN, kami akan segera melaporkan kepada gubernur," katanya disambut teriakan mahasiswa. (IRW/RDI/HM)