Maraknya Judi Online dan Pinjaman Online di Kalangan Mahasiswa

Maraknya Judi Online dan Pinjaman Online di Kalangan Mahasiswa

Hikmah Addini Hidayati W (Foto: Dok. Pribadi)

Di era yang serba digital sekarang, semua telah berubah menjadi sangat mudah tetapi dibalik perubahan itu semua ternyata menimbulkan banyak dampak terutama bagi mahasiswa maupun remaja di zaman sekarang. Salah satunya ialah judi online yang sangat marak dikalangan mahasiswa, kini judi online sangat mudah diakses hanya melalui ponsel digital. Judi online dikalangan mahasiswa dapat menjadi isu yang kontroversial.

Ada beberapa argument yang mendukungnya seperti kemandirian keputusan, pengalaman sosial, dan potensi penghasilan. Tetapi banyak yang khawatir mengenai dampak negatifnya seperti kesejahteraan mental, dan risiko kecanduan yang tinggi. Selain itu, sebagian mahasiswa melihat judi online sebagai bentuk hiburan  atau pelarian dari tekanan akademis. beberapa berpendapat bahwa kemampuan untuk mengelola uang secara bijaksana dalam pejudian dapat menjadi pengalaman berharga. Namun, risiko  utama adalah keuangan negative, tertama bagi mereka yang rentan terhadap kecanduan judi online. Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkap perputaran uang dari judi online diprediksi bisa mencapai Rp 350 triliun.

Tak sedikit dari mereka sampai mengajukan pinjaman online untuk bermain judi online. Pinjaman online menciptakan risiko finansial serius bagi mahasiswa. Ini tidak hanya membuat utang yang tidak terkendali tetapi juga memberikan dampak negative pada kesejahteraan psikologis dan akademis mereka. Banyak Individu yang berpikir jika ia menang ia akan mendapatkan banyak uang. Tetapi tidak banyak individu yang diberi kemenangan oleh system judi online tersebut. Melansir situs jabarekspres.com “Bandar judi online menggunakan platform media sosial untuk membuat konten semenarik mungkin. Mereka bahkan membuat konten YouTube yang menampilkan pemain yang menang dengan jumlah uang yang besar, meskipun sebenarnya konten tersebut tidak benar dan merupakan rekayasa semata. Bandar situs judi online slot ternyata terlebih dahulu memberi kemenangan kepada pemain baru baru agar tertarik untuk terus menerus bermain hingga kalah.”

Jika individu sudah kecanduan ia akan tetap memainkannya walaupun argument tersebut sudah ia baca, karena ia penasaran dan sudah diberi kemenangan yang lumayan oleh system sehingga berfikir ia akan memenangkan judi itu lagi. Bahkan sampai uang ia habis dan rela mengajukan pinjaman online untuk bermain judi online tersebut tanpa memikirkan apa yang terjadi kedepannya. Dampaknya bisa mencakup beban finansial yang berat dan risiko utang yang sulit diatasi, bahkan bisa mempengaruhi masa depan keuangan mereka. Selain itu dampak psikologis seperti stress, kecemasan, dan depresi dapat muncul akibat tekanan uang yang tinggi. Jika tidak kuat mental maka individu bisa memilih untuk mengakhiri hidupnya karena terlilit utang dan meninggalkan utang-utang yang selama ini dia buat

Tetapi pinjaman online juga tidak hanya dilakukan oleh individu yang bermain slot, jika judi online banyak yang melakukannya ialah laki-laki, justru pinjaman online juga banyak ditemukan dikalangan perempuan lantaran salah memilih lingkungan perteman yang mengharuskan dirinya terlihat mewah padahal dari segi ekonominya tidak memadai. Lingkungan sangat  mempengaruhi bagaimana kita, jika kita tidak pintar dalam memilah lingkungan pertemanan maka kita akan kebawa arus lingkungan tersebut. tetapi pinjaman online tidak melulu diajukan untuk sifat hedonism ada juga pinjaman online yang diajukan untuk keperluan yang mendadak dengan konsekuensi dan perjanjian yang sudah ia sepakati. Perputaran dana atau nilai omzet financial technology peer to peer lending atau pinjaman online mencapai Rp260 Triliun.

Dilansir dari www.djkn.kemenkeu “dibalik kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkannya, tak sedikit orang yang memanfaatkan produk pinjaman online ini dengan tidak bijak. Padahal, jika dibandingkan dengan pinjaman konvensional, pinjaman online memiliki tingkat suku bunga yang cenderung lebih tinggi dan tenor cicilan yang lebih ringkas. Pada pinjaman online,  biaya administrasi tidak transparan. Alhasil para nasabah berisiko harus membayar hutang lebih besar dari kesepakatan diawal. Selain itu, nasabah juga harus membayar biaya denda keterlambatan dan denda lainnya yang notabene tidak masuk akal.

Keberadaan pinjaman online ini menjadi polemik karena rendahnya literasi keuangan pada masyarakat Indonesia. Hal ini tentu berisiko membuat debitur pinjaman online untuk terjebak jeratan utang yang terlalu berat hingga tak mampu membayar cicilannya. Banyak berita yang tersebar di media, yang menceritakan berbagai ancaman yang akan mengintai kalau sampai tidak mampu melunasi cicilan pinjaman online.  Bahkan,pada Selasa (26/3), muncul trending topic  Linduginasabahfintech yang berisi tentang pengalaman buruk meminjam uang lewat online.”

Untuk mengatasi kedua fenomena sosial di kalangan mahasiswa perlu dilakukan pendekatan, pertama ialah penyuluhan tentang dampak negative dari aktivitas tersebut dapat diberikan secara intensif di lingkungan Pendidikan, selain itu penguatan literasi keuangan dan pengembangan keterampilan manajemen keuangan.

Pihak pergruan tinggi dapat berkerja sama dengan Lembaga Lembaga terkait guna meningkatkan pengawasan dan pengendalian akses ke situs judi online. Selain itu regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan pinjaman online perlu diterapkan utuk melindungi mahasiswa dari pratik peminjaman yang merugikan. Serta melibatkan mahasiswa dalam perencanaan dan implementasi solusi juga penting agar langkah - langkah yang dambil dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan pemahaman mereka. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan mendukung perkembangan mahasiswa secara holistik.

*Penulis: Hikmah Addini Hidayati Wihdatussyfa (Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Pada pertengahan Februari 2025 lalu kita dapat melihat ribuan pelajar di sejumlah daerah di Papua, terutama Papua Pegunungan turun
Narasi Tandingan dari Tanah Papua: Protes Pelajar sebagai Kritik terhadap Kebijakan Publik yang Tidak Kontekstual
Ada pepatah lama yang berbunyi, “Sedia payung sebelum hujan”. Sayangnya, bagi Generasi Z (GenZ), payung itu kadang terlupakan
Zona Eksploitasi: Arena Pencabulan Identitas dan Pamer Kebodohan
Akhir-akhir ini, kasus kekerasan seksual semakin meningkat. Yang menjadi perhatian yaitu pelaku merupakan mereka yang memiliki jabatan,
Kekerasan Seksual oleh Aparat Negara, Bukti Nyata Gagalnya Etika Profesi dan Penegakan Hukum di Indonesia
Wacana perbaikan transparansi dalam pembentukan RUU Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto
RUU Polri dan Janji Transparansi Prabowo: Antara Kebutuhan Reformasi dan Ancaman Superbody
Bukan Sekadar Komparasi: Upaya Menolak Bisik-Bisik dalam Demokrasi
Bukan Sekadar Komparasi: Upaya Menolak Bisik-Bisik dalam Demokrasi
Mencari Julukan Presiden Prabowo Subianto
Mencari Julukan Presiden Prabowo Subianto