Langgam.id - Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan bahwa banyak potensi wakaf yang bisa digerakkan untuk kepentingan masyarakat.
Hal itu disampaikan Mahyeldi saat membuka Rapat Koordinasi Badan Wakaf Indonesia (BWI) Sumbar di aula Bank Syariah Indonesia Padang, Sabtu (25/12/2021).
"Sebelumnya kita membayangkan wakaf itu untuk masjid dan sekolah. Padahal banyak jenis wakaf lain yang bisa dimanfaatkan untuk menyelamatkan ekonomi umat," ujarnya.
Mahyeldi mengungkapkan, bahwa saat ini Sumbar tengah fokus ke bidang pertanian. Ada program untuk menanam jagung dan ada yang siap membantu benih 200 ton dengan pembayaran setengah hasil.
"Ini bukti wakaf memiliki banyak potensi," ungkap Mahyeldi.
Ia menilai konsep pusako tinggi di Minangkabau mirip dengan wakaf yang tidak bisa dijual. Namun bisa diinvestasikan sehingga manfaatnya bisa terus diambil untuk mensejahterakan masyarakat, ummat itu sendiri.
Mahyeldi menjelaskan, bahwa potensi masyarakat yang ber-KTP Sumbar sangat besar. Dari data yang ada, transaksi orang ber-KTP Sumbar itu mencapai Rp37 triliun pertahun di Jakarta. Itu belum termasuk para perantau.
Jika potensi tersebut diinvestasikan terang Mahyeldi, akan menjadi solusi untuk menjawab permasalahan bangsa.
"Oleh karena itu, Sumbar menjadi percontohan untuk pengelolaan wakaf. Karena ketika permasalahan umat terselesaikan maka sebagian masalah bangsa juga terselesaikan," bebernya.
Sementara itu, Ketua BWI Perwakilan Sumbar, Japeri menyebutkan, pihaknya terus mensosialisasikan hakikat wakaf untuk kemaslahatan ummat di dunia.
"Alhamdulillah, sebagian masyarakat sudah sangat memahami perintah Allah ini. Namun khusus di BWI kita masih punya kendala yaitu kurangnya SDM," tuturnya.
Baca juga: Kemenag Sumbar Gelar Festival Tingkatkan Literasi Zakat Wakaf
Japeri mengharapkan BWI bersama pemerintah daerah sebagai pilot project provinsi wakaf dapat bekerja lebih aktif dan maksimal.
Hal ini agar masyarakat yang membutuhkan terutama yang terimbas covid-19 dapat merasakan manfaat.