Palanta Langgam – Pada hari Rabu, mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Pungguang Kasiak Universitas Andalas mengadakan demonstrasi Pupuk Organik Cair (POC) dan perangkap hama di Pos Ronda Kampung Baru, Lubuk Alung. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada kelompok tani dan Kelompok Wanita Tani (KWT) tentang pengolahan limbah atau sisa buah-buahan busuk menjadi pupuk cair, serta pemanfaatan botol bekas sebagai perangkap hama. Acara ini dihadiri oleh Ketua BAMUS, BPP, dan PKK Lubuk Alung.
Pupuk Organik Cair (POC): Solusi Pertanian Berkelanjutan
POC merupakan inovasi pertanian yang semakin populer di kalangan petani. Dibuat dari bahan-bahan organik seperti sisa buah-buahan busuk, POC menawarkan berbagai manfaat yang membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian secara berkelanjutan. POC terbuat dari bahan-bahan alami yang mudah terurai, sehingga tidak meninggalkan residu kimia berbahaya di tanah. Penggunaan POC membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem.
POC mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang dibutuhkan tanaman. Nutrisi ini memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan mendukung pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Karena berbentuk cair, POC mudah diserap oleh tanaman dan dapat diaplikasikan melalui penyemprotan langsung ke daun atau akar, membuatnya lebih efisien dibandingkan pupuk padat.
Manfaat Ekonomis dan Lingkungan
Dengan memanfaatkan limbah organik yang ada di sekitar, petani dapat mengurangi biaya pembelian pupuk kimia yang mahal. POC juga dapat diproduksi sendiri oleh petani dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Penggunaan POC secara teratur meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Tanaman yang diberi POC cenderung lebih sehat, memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit, dan menghasilkan buah atau hasil panen dengan kualitas yang lebih tinggi.
Perangkap Hama: Inovasi Pengendalian Hama Ramah Lingkungan
Selain POC, mahasiswa KKN juga memperkenalkan perangkap hama sebagai solusi untuk mengurangi serangan hama pada tanaman padi, khususnya walang sangit (Leptocorisa oratorius), yang banyak ditemukan di Nagari Pungguang Kasiak. Dengan memanfaatkan botol bekas, perangkap hama ini dapat membantu petani mengendalikan populasi hama secara efektif dan ramah lingkungan.
Antusiasme Kelompok Tani
Kelompok tani yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi terhadap demonstrasi ini. Mereka aktif memperhatikan praktik langsung yang disampaikan oleh mahasiswa KKN. Diharapkan, demonstrasi ini dapat menjadi langkah awal dalam mengurangi limbah rumah tangga dan menghemat biaya pembelian pupuk kimia.
Acara ini menjadi sorotan utama sebagai alternatif bagi petani untuk mengurangi biaya pembelian pupuk yang langka dan mahal, sekaligus mengurangi limbah dan menjaga kelestarian lingkungan.