Libur Akhir Pekan, Nikmati Serunya Berenang di Pedalaman Ranah Minang

berenang

Air terjun nyarai (foto:instagram @hendramessa)

Langgam.id - Berenang di kolam renang sudah biasa. Gimana kalau berenang di tengah belantara hutan Ranah Minang? Pertanyaan ini akan terjawab saat kita berpetualang di hutan Gamaran.

Hutan tropis ini terletak di Dusun Surantiah, Desa Koto Buruk, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Di hutan ini terdapat ikon wisata alam yang disebut Nyarai atau air terjun dalam bahasa Minang.

Lokasi Nyarai berjarak 30 menit dari Kota Pariaman. Sebelum memulai perjalanan, kita harus mampir dulu ke Pos Lubuk Alung.Wisatawan cukup membayar tiket Rp20 ribu saja per orang. Harga ini sudah termasuk biaya parkir dan pemandu wisata.

Tak jauh dari pos, ada warung yang menyediakan kebutuhan pokok seperti makanan dan air. Tapi kalau belanja, jangan membuang sampah sembarangan ya. Sebab sampah akan merusak alam Lubuk Alung yang masih asri ini .

Nggak hanya mempersiapkan fisik dan stamina, kita pun wajib membawa perbekalan makanan dan minuman, karena jaraknya yang cukup jauh dan medan yang berat.

Baca juga: 4 Lokasi Wisata di Sumbar Ini Ternyata Bekas Tambang yang Ditinggalkan

Jalan setapak menuju Nyarai jaraknya sekitar lima kilometer dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Perjalanan ini melewati jalan setapak di tengah hutan lebat. Seru, kan?

Sepanjang jalan, alam memamerkan keindahannya, seperti sungai berair jernih dan batu-batu alami. Hutan ini rumah dari berbagai spesies tumbuhan, seperti pohon rotan. Hawanya juga sangat sejuk.

Rute menuju Nyarai dilengkapi rajang atau kayu pengaman agar jalan mudah dilalui. Pemandu akan memberi arahan jalur yang kita lalui. Salah satu arahan yang disampaikan pemandu, adalah pentingnya melestarikan dan menyelamatkan hutan dari kerusakan.

Wisata hutan ini menjadi edukasi bagi masyarakat atau wisatawan. Setelah dua jam perjalanan, akhirnya wisatawan tiba di Nyarai Lubuk Alung. Rasa lelah terbayar saat melihat Nyarai dari dekat.

“Trackingnya lumayan menantang, cukup jauh, tapi akhirnya bisa sampai, lega juga bisa lihat pemandangan cukup bagus, ada air terjunya bisa menikmati pemandangan,” ucap Felicia William Asali, salah seorang wisatawan.

“Airnya masih hijau, belum tercemar sama sekali,” timpal Willy Hari.

Tak hanya menikmati keindahan alam ranah minang, pengunjung juga bisa berenang di kolam Nyarai yang airnya jernih.(*/Ela)

Baca Juga

Warga Padang Pariaman Antusias Sambut Program Makan Bergizi Gratis
Warga Padang Pariaman Antusias Sambut Program Makan Bergizi Gratis
Keluarga Septia Adinda (25), korban dugaan pembunuhan dan mutilasi di Kabupaten Padang Pariaman, tidak terima pengakuan terduga pelaku,
Keluarga Korban Mutilasi Bantah Pengakuan Terduga Pelaku Soal Adanya Utang
Potongan tubuh berupa paha diduga milik Septia Adinda (25) ditemukan di aliran sungai Batang Anai, tepatnya di Korong Duku, Nagari Kasang,
Potongan Paha Diduga Milik Korban Mutilasi di Padang Pariaman Ditemukan
Suasana duka menyelimuti rumah Siska Oktavia Rusdi (23) di Korong Kampung Apar, Kenagarian Sungai Buluh Utara, Kecamatan Batang Anai,
Ibu dari Korban Perempuan yang Dibunuh Terduga Pelaku Mutilasi di Sumbar Meninggal
Polisi membeberkan motif kasus pembunuhan dan mutilasi perempuan bernama Septia Adinda (25 tahun) ternyata dipicu persoalan utang-piutang.
Motif Perempuan di Sumbar Dimutilasi Dipicu Utang-piutang, Jasad Dipotong 10 Bagian
Polisi melakukan pengembangan kasus pembunuhan dan mutilasi jasad Septia Adinda (25), potongan mayatnya ditemukan di Padang Pariaman
Polisi Bongkar Sumur Tempat 2 Korban Lain yang Dibunuh Terduga Pelaku Mutilasi di Sumbar