Langgam.id - Jalan tol dengan pemandangan cantik dapat segera dirasakan masyarakat Riau dan Sumatra Barat, pasalnya jalan tol Ruas Pekanbaru – Padang Seksi Bangkinang – Pangkalan Tahap I (Bangkinang – Koto Kampar) akan dilengkapi dengan jembatan layang yang dibangun di atas lembah dan menyuguhkan pemandangan alam yang bebas dan asri.
Dalam pembangunannya, ruas ini melalui kontur eksisting yang ekstrim (lembah) dengan kedalaman s.d 30 m dan panjang s.d 500 m sehingga diperlukan bangunan jembatan. Direktur Operasi III PT Hutama Karya (Persero) Koentjoro menyebutkan bahwa dengan kondisi tersebut, sebelumnya telah dilakukan berbagai kajian atas tipe jembatan.
“Kita telah lakukan beberapa kajian tipe-tipe jembatan diantaranya box beton (Box Girder), gelagar beton hingga girder dengan struktur sambungan yang menggunakan pin (Unibridge). Kemudian disepakati menggunakan metode unibridge dengan sejumlah pertimbangan,” ujarnya, dalam siaran resmi, Kamis (14/9/2023).
Lebih lanjut dijelaskan dengan penggunaan unibridge maka jumlah kolom yang diperlukan lebih sedikit, struktur atas yang ringan sehingga dapat mengoptimasi dimensi kolom dan pondasi, proses pekerjaan yang lebih mudah dan sederhana, sehingga metode ini lebih unggul juga dalam segi biaya konstruksi.
Dengan tinggi jembatan berkisar 20 – 30 m dan panjang bentang 60 m, ruas ini nantinya dilengkapi 3 jembatan yang dilakukan dengan metode unibridge. Jembatan ini dinamakan Jembatan Gadang 1 dan Jembatan Gadang 2, berlokasi di Desa Pulo Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, sementara Jembatan Alai 1 berlokasi di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar.
Jalan tol dengan jembatan unibridge ini nantinya akan menjadi pertama di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Metode unibridge yang ditemukan oleh Matiere ini memiliki keunikan dari sisi pelaksanaan pekerjaan jembatan, salah satunya yaitu sambungan antar segmen jembatan yang digunakan hanya pin baja bermutu tinggi, untuk hasil pengerjaan yang bermutu dan kualitas tinggi dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
Koentjoro menambahkan jalan tol yang dibangun sejak pertengahan 2019 dengan total panjang 24,7 km ini mencatatkan progres yang signifikan dan optimis rampung sesuai target di akhir tahun 2023.
“Hingga agustus 2023, progres jalan tol mencapai 80%, dan progres pengadaan lahan terus berjalan sebesar 94,74%,” ungkapnya.
Selain itu, dalam pelaksanaan pekerjaan proyek jalan tol ini dilakukan juga sejumlah strategi percepatan diantaranya dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap ketersediaan sumber daya (material dan peralatan), memaksimalkan pekerjaan pada cuaca cerah dengan menambah jam kerja, serta penggunaan sejumlah teknik konstruksi seperti untuk perbaikan tanah dasar digunakan replacement + preloading, dan untuk penahanan tanah digunakan teknik soil nailing dan MSE Wall.
Tidak hanya dikelilingi lanskap pemandangan perbukitan, pengguna jalan tol nantinya dapat memangkas waktu tempuh dari Bangkinang ke XIII Koto Kampar dari semula 45 - 60 menit menjadi 18 - 20 menit dengan kecepatan rencana jalan tol yakni 80 km/jam. Adapun fasilitas struktur lainnya, jalan tol ini akan dilengkapi 1 interchange, 1 overpass, 8 mainbridge, dan 2 gerbang tol.
Dalam kunjungan Wakil Menteri Dalam Negeri, John Wempi Wetipo pada akhir tahun 2022 lalu, ia memberikan apresiasi terhadap PT Hutama Karya (Persero) atas pembangunan Bangkinang – Koto Kampar. “Gerbang tol Bangkinang merupakan jalan tol terbaik dari sisi konstruksi, sukses untuk Hutama Karya,” ungkapannya.
Jika nantinya jalan tol ini rampung, Pekanbaru – Bangkinang akan terkoneksi, dan menambah deretan tol di Pekanbaru yang akan semakin mendukung wilayah tersebut menjadi epicentrum ASEAN.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 347,5 km dan 674 km ruas tol Operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 (50 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km). (*/Fs)