Anggota DPRD Sumatera Barat Agus Syahdeman, S.E. pada Kamis (20/6/2025) menyampaikan kekhawatirannya terhadap kurangnya minat anak muda dalam berpolitik. Tidak hanya itu, beliau juga menyampaikan jika anak muda kedepannya akan mudah disetir oleh pengaruh luar yang bisa berdampak buruk terhadap kestabilan politik di Indonesia. Ia menekankan urgensi anak muda untuk melek dan meningkatkan pengetahuan politiknya.
“Bagi saya, politik adalah jalan untuk mengabdi pada masyarakat. Seorang politisi haruslah tulus dalam mengerjakan tugasnya, hal ini perlu dicontoh oleh mahasiswa yang akan melanjutkan tongkat estafet kemimpinan ini,” ucap Agus saat itu.
Pernyataan ini diutarakannya pada kuliah lapangan Komunikasi Politik yang dipandu oleh dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas MA Dalmenda, S.Sos, M.Si dengan DPRD Provinsi Sumatera Barat yang diselenggarakan di Ruang Rapat Komisi DPRD Sumbar. Pada kegiatan ini Agus berbagi cerita mengenai sepak terjang politik, dan membahas dampak dari kurangnya minat politik anak muda dikemudian hari.
Survei yang dilakukan oleh katadata.id (2024) menujukan 52 persen anak muda menunjukan ketertarikan terhadap politik. Walaupun demikian terdapat 35 persen yang menyatakan tidak tertarik dengan politik dan 4,5 persen sangat tidak tertarik sama sekali. Hal ini terjadi karena mereka melihat kondisi politik yang semakin tidak kondusif, serta pola kemimpinan yang bermasalah, mengakibatkan beberapa dari mereka enggan untuk berpolitik.
Data tersebut menunjukan masalah serius dalam dinamika politik di Indonesia, di mana partisipasi politik anak muda masih tergolong sedikit. Kurangnya partisipasi tersebut berakibat pada angka representasi yang minim dari suara anak muda. Anak muda seharusnya mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik dan lebih peka terhadap perubahan sosial yang terjadi.
Agus dalam kuliah tersebut memaparkan jalan terjang yang ia hadapi untuk membentuk karakter sebagai politisi. Ia menekankan penting untuk belajar dan mengetahui isu politik terkini agar dapat menambah pengetahuan serta mengetahui kebutuhan rakyat saat ini. Politik seharusnya tidak dianggap menakutkan oleh mahasiswa, tapi sebagai tempat untuk mereka agar bisa berkontribusi demi kemajuan bangsa. Tanpa adanya keinginan untuk merubah, politik akan dikuasai oleh mereka yang menggunakan politik untuk memenuhi keinginan pribadi-nya.
Melalui kuliah ini, Agus menyampaikan bahwa mahasiswa untuk melatih nalar kritisnya dan menggunakan media sosial untuk meningkatkan pengetahuan dan kepekaan terhadap isu politik. Mahasiswa juga ditekankan agar melatih kemampuan berpikir kritis agar tidak mudah diintervensi oleh keinginan nafsu pribadi yang membahayakan dinamika politik bangsa ini.
Harapan Agus adalah mahasiswa khususnya dari Departemen Ilmu Komunikasi, tidak menganggap citra yang dibangun media terkait politik sebagai ancaman yang membuat kurangnya minat politik, Namun, jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk terus mencari pengetahuan, berubah, dan peka terhadap isu politik.
Tanpa peran politik anak muda, dinamika politik Indonesia hanya stagnan, tidak berubah atau berkembang. Ia berharap kuliah ini mampu menjadi langkah awal untuk memotivasi mahasiswa sebagai anak muda untuk melek politik.
Kita sebagai anak muda, mesti mejadi generasi aktif dan melek politik. Jangan apatis terhadap perkembangan perpolitikan di Tanah Air. Sebab, semua kebijakan yang diambil pemerintah menyangkut kepentingan rakyat banyak semuanya tidak lepas dari peran politik.
*Penulis: Adinda Arman (Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)