Kondisi Masyarakat Mentawai Usai Gempa Magnitudo 6,9

Pascagempa dengan magnitudo 7,3 mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar) yang terjadi pada pukul 03.00 WIB

Masyarakat Mentawai mengungsi usai gempa yang melanda daerah tersebut. [foto: Alfonsia Brenda Asmeralda Salelenggu]

Langgam.id - Pascagempa dengan magnitudo 6,9 mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar) yang terjadi pada pukul 03.00 WIB, membuat kepanikan warga di daerah tersebut.

Saat ini, sebagian masyarakat di Kecamatan Siberut Barat dan Siberut Utara sudah mulai turun dari tenda pengungsian.

Simon Sakerengan (25) tahun, salah seorang warga desa Bojakan Siberut Utara mengungkapkan, bahwa gempa bumi yang terjadi di Mentawai cukup kuat dan memiliki durasi panjang yang ia rasakan.

Meski merasakan gempa yang cukup kuat, namun Simon dan keluarganya tidak mengungsi.

“Tadi malam gempanya cukup kuat, karena rumah saya tidak terlalu beresiko (rumah yang terbuat dari papan) dari gempa, dan juga lumayan aman dari jarak pantai. Jadi, saya dan keluarga tidak mengungsi,” katanya saat dihubunggi, langgam.id, Selasa (25/4/2023).

Selain itu, ia juga membenarkan banyaknya warga di kecamatannya sekitarnya mengungsi akibat gempa itu. Menurutnya, sebagian besar masyarakat di pesisir pantai Siberut Barat dan Utara mengungsi daerah ketinggian.

“Tadi saya komunikasi juga dengan teman-teman saya dekat pantai. Emang benar hampir semua masyarakat di sana mengungsi karena adanya peringatan dini tsunami. Tapi saat ini sudah mulai kembali ke rumah,” ujarnya.

Terkait kerusakan rumah dan fasilitas umum di sana, ia menyebut belum mengetahui secara pasti. Namun rumahnya dan sebagian rumah tetangganya masih dalam kondisi baik.

“Karena kalau mengenai rumah, saya rasa aman. Karena rata-rata rumah kami di sini terbuat dari papan,” ungkapnya.

Sementara itu, Alfonsia Brenda Asmeralda Salelenggu (24) menyebut, akibat gempa yang menguncang Mentawai, membuat ia dan keluarganya mengungsi ke daerah Tamairang, Siberut Utara. Menurutnya lokasi tersebut terletak di ketinggian.

“Semalam kami mengungsi dalam kondisi tidak baik, jalan basah akibat hujan dan masyarakat sekitar juga berlarian ketempat-tempat aman,” katanya saat dihubungi langgam.id, Selasa (25/4/2023).

Selain di daerah Tamairang, ia menyebut banyak warga sekitar mengungsi ke sekolah-sekolah di sana. Menurutnya sekolah-sekolah di Siberut Utara terletak di ketinggian.

Lebih lanjut, ia menyebut saat ini ia dan keluarga sedang berada di rumahnya. Dan ia berencana akan mengungsi kembali pada malam hari.

“Nanti sore kami akan kembali ke pengungsian, karena kami menakutkan akan terjadi gempa kembali. Dan kami sudah berencana mengungsi selama 3 hari kedepan,” ujarnya.

Mengenai kerusakan, ia menyebut di desanya tidak ada terjadi kerusakan. Namun menurutnya di pelabuhan di Sikabaluan mengalami retak-retak di sekitar dindingnya akibat gempa semalam. (yki)

Baca Juga

Tim SAR
SAR Mentawai Evakuasi Nelayan Hilang di Perairan Mapadegat
PBPH PT SPS di Pulau Sipora Bakal Mempersempit Ruang Hidup Orang Mentawai
PBPH PT SPS di Pulau Sipora Bakal Mempersempit Ruang Hidup Orang Mentawai
SAR Mentawai
Kesiapsiagaan Kondisi Darurat, SAR Mentawai Gelar Simulasi Evakuasi Kecelakaan Kapal
Saat Bersua Utusan Istana di Sipora, Bupati Mentawai Sampaikan Penolakan Sekaitan Izin PT SPS
Saat Bersua Utusan Istana di Sipora, Bupati Mentawai Sampaikan Penolakan Sekaitan Izin PT SPS
6 Korban Boat Terbalik di Mentawai Selamat Setelah Berenang Berjam-jam ke Daratan
6 Korban Boat Terbalik di Mentawai Selamat Setelah Berenang Berjam-jam ke Daratan
Masyarakat Adat Mentawai Sebut KSP Bakal Evaluasi Izin PT SPS di Pulau Sipora
Masyarakat Adat Mentawai Sebut KSP Bakal Evaluasi Izin PT SPS di Pulau Sipora