Langgam.id - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat terjadi penambahan tutupan hutan di Provinsi Sumatera Barat dalam setahun belakangan.
Berdasarkan citra analisis citra satelit Warsi, tutupan hutan di Sumbar bertambah sekitar 3 ribu hektare (Ha), dari 1.737.964 ha pada 2022 menjadi 1.741.848 ha pada 2023.
"Pencapaian ini meski tidak terlalu besar, namun tetap harus dihargai," kata Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf dilansir dari infopublik, Kamis (25/1/2024).
Rudi menjelaskan, pertambahan tutupan hutan di Sumbar mayoritas terjadi akibat suksesi alami. Namun dengan komitmen masyarakat menjaga hutan, maka hutannya bertumbuh secara alami.
"Sebagian juga ada yang dengan campur tangan manusia, dengan melakukan penanaman beberapa tanaman tertentu, dan itu juga berkontribusi, tapi sebagian besar itu suksesi alami," ujarnya.
Rudi menambahkan, pertambahan tutupan hutan itu mayoritas lebih banyak berada di kawasan perhutanan sosial. Hal ini menunjukkan, masyarakat ketika mendapatkan izin, mereka mampu mengelola sehingga dibuktikan dengan pertumbuhan hutan di wilayah izin yang mereka kelola.
"Tapi juga harus diketahui, bahwa tidak 100 persen kawasan hutan sosial itu berupa tutupan hutan. Rata-rata tutupan hutannya 70 persen, sehingga 30 persen sudah terbuka,” jelasnya.
Ia melanjutkan, skema perhutanan sosial oleh pemerintah dijadikan pemerintah sebagai alat resolusi konflik. Masyarakat yang tadinya mengelola hutan secara ilegal, lalu diberi legalitas mengelola kawasan hutan dengan komitmen. (*/Fs)