Langgam.id – Pandemi covid-19 berdampak pada segala sisi kehidupan, tak terkecuali dunia perfilman. Sutradara sekaligus penulis naskah asal Sumatera Barat, Arif Malinmudo menyampaikan, covid-19 berdampak dalam proses penggarapan fim ketiganya yang berjudul “Perjalanan Pertama”.
“Kebetulan film itu produksinya sudah kita mulai sejak pertengahan 2019. Sementara untuk syuting, kita mulai awal tahun 2020. Dan alhamdulillah syutingnya selesai pas seminggu sebelum berita covid-19 heboh di Indonesia”ujar Arif saat live streaming instagram bersama Langgam.id, Minggu (29/11/2020).
Ia menyebut, terdapat tiga tahapan dalam memproduksi film, yaitu pra produksi, produksi, dan post produksi. Untungnya, proses produksi yang melibatkan banyak orang telah selesai dilakukan.
“Akhirnya kami editing di saat work from home. Memang ini cukup unik bagi saya, pertama kali saya mengedit film tidak bersama dengan editor. Kalau dua film sebelumnya biasanya saya temenin editornya di studio. Sekarang tepaksa virtual, dari maret hingga saat ini,"ungkapnya.
Pandemi covid-19 juga mengubah kebiasaan Arif. Ia menjadi harus banyak membuat catatan untuk para editor karena tidak bisa bertemu langsung. "Contohnya catatan untuk editor ada pemotongan gambar dari menit sekian sampai sekian. Dan itu nggak asyik banget buat orang yang biasa berdiskusi, meskipun sekarang saya sudah terbiasa” ujarnya.
Ia pun menyayangkan banyaknya jadwal pemutaran film yang diundur akibat pandemi. Banyak bioskop di Jakarta dan Jawa Barat hingga saat ini masih tutup. Padahal jumlah bioskop terbanyak di Indonesia ada di dua provinsi tersebut. "Makanya sekarang banyak film yang memilih primer di streaming paltfrom,“ tambahnya.
Sedangkan untuk film untuk film ketiganya, ia mengaku tidak menargetkan tanggal tayang mengingat situasi saat ini belum kondusif. Namun, tak menutup kemungkinan baginya untuk memperkenalkan karyanya tersebut terlebih dahulu di festival film.
Selain itu, ia berpesan agar masyarakat tidak menonton dari situs ilegal karena akan sangat merugikan ekosistem dunia seni. Apalagi saat pandemi banyak kepala keluarga yang terlibat dalam proses produksi film dan harus menghidupi keluarganya.
"Bukan berarti menonton film secara illegal para pekerja seni akan kelaparan, hanya saja ketika bisnis itu tidak sehat, maka akhirnya proses kreatif juga terganggu," ungkapnya.(Dian/Ela)